ANALIS MARKET (31/10/2018) : IHSG Berpeluang untuk Melanjutkan Penguatan
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (30/10) Indeks harga saham gabungan (IHSG) di akhir perdagangan saham ditutup naik 34.4 poin (+0.60%) ke level 5,789. Sektor yang mengalami kenaikan besar dipimpin oleh sektor aneka industri (+1.97%) dan keuangan (+1.55%) sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar di sektor pertambangan (-0.85%), agrikultur (-0.85%). Investor asing mencatatkan net buy di semua perdagangan saham sebesar Rp.599,1 milyar.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, pada perdagangan hari ini, Rabu (31/10/2018), para pelaku pasar mencermati beberapa factor berikut ini, antara lain; Postur RAPBN 2019 telah disepakati oleh Badan Anggaran DPR RI, yang selanjutnya akan dibawa dalam rapat paripurna pada hari ini.
Dalam postur RAPBN dimana asumsi inflasi ditetapkan sebesar 3,5 persen, tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan sebesar 5,3 persen, harga minyak mentah Indonesia sebesar US$70 per barel dan nilai tukar rupiah mengalami perubahan menjadi Rp15.000 per dolar AS. Hal ini memberikan indikasi bahwa Pemerintah tampaknya tidak terlalu yakin bahwa Rupiah mampu kembali menguat dibawah Rp 15.000. Sehingga pelemahan Rupiah hingga Rp 15.000 menjadi sebuah level psikologis baru bagi Indonesia.
Sentimen telah datang dari pertemuan Trump dengan Xi Jinping di sela-sela KTT G20 bulan depan. Ini merupakan kesempatan terakhir bagi kedua belah pihak untuk menentukan sikapnya terkait perang dagang yang selama ini memberikan implikasi kepada perekonomian global. Apabila tidak mencapai kata sepakat, maka Amerika telah bersiap untuk memberikan bea masuk baru terhadap China senilai US$257 miliar. China sendiri akan menjadi sebuah titik balik reformasi ekonomi apabila ternyata kesepakatan tersebut gagal.
Ditengah situasi dan kondisi seperti ini, Dollar Amerika akan dikejar lantaran sifatnya sebagai safe haven, sehingga berpotensi meningkatkan penguatan Dollar.
Sentimen berikutnya datang dari Kanselir Jerman Angela Merkel untuk tidak melanjutkan kepemimpinannya. Pelaku pasar khawatir, tanpa adanya Merkel dibangku Pemerintahan Jerman dapat mengganggu disiplin fiskal yang selama ini menjadi icon dari Pemerintahan Jerman.
Sementara itu, ditengah krisis stabilitas ekonomi Italia dan proses keluarnya Brexit, turunnya Merkel akan menjadi warna tersendiri dalam cerita Ekonomi Eropa.
“Adapun secara teknikal, Indeks IHSG diprediksi berpeluang untuk melanjutkan penguatan dengan support dan resistance di level 5,751-5,807,” sebut Nico dalam laporan riset yang dirilis Rabu (31/10/2018).

