Indeks Kospi Merosot 0,89 Persen

foto: istimewa

Pasardana.id - Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, merosot 19,20 poin, atau sekitar 0,89 persen, pada Kamis (18/10/2018), menjadi 2.148,31. Volume perdagangan moderat mencapai 317,73 juta saham senilai 4,15 triliun won atau sekitar US$3,65 miliar, dengan saham yang turun melampaui yang naik 568 berbanding 256.

Angka indeks melemah setelah nota pertemuan Federal Reserve Amerika Serikat bulan September menunjukkan akan berlangsungnya peningkatan suku bunga The Fed untuk ketiga kalinya tahun ini.

“Nota pertemuan Federal Reserve mengindikasikan peningkatan suku bunga dan menjadi pengaruh negatif bagi sentimen pasar,” kata Seo Sang-Young, analis Kiwoom Securities, seperti dikutip Yonhap News.  

Sentimen pasar juga terpengaruh keputusan Bank of Korea untuk tidak mengubah suku bunga akibat memburuknya kondisi perekonomian Korea Selatan dan rendahnya inflasi. BOK memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada tahun ini, dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen, seiring meningkatnya tensi perdagangan global.

Investor institusi dan asing masing-masing menjual saham senilai 218,91 miliar won dan 53,76 miliar won. Sedangkan investor individu membeli saham senilai 226,55 miliar won.

Saham Samsung Electronics turun 0,23 persen dan saham Celltrion anjlok 1,88 persen. Saham Hyundai Motor merosot 2,11 persen dan saham POSCO terjun 2,76 prsen.

Saham Naver melemah 3,85 persen setelah perolehan laba kuartal III perusahaan operator portal web terbesar di Korea Selatan tersebut diperkirakan tidak akan mencapai estimasi sebelumnya.

Nilai tukar won melemah terhadap dolar AS, turun 8,7 won dari sesi sebelumnya menjadi 1.135,2 won per dolar AS.

Secara umum bursa saham Asia melemah hari ini, dengan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,7 persen.

Indeks S&P/ASX 200 di Bursa Australia bergerak naik 3,30 poin menjadi 5.942,40. Bursa saham Asia Tenggara diwarnai dengan pelemahan, termasuk juga di Indonesia.

Indeks Shanghai Composite di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok, anjlok 75,20 poin, atau sekitar 2,94 persen, menjadi 2.486,42 setelah Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengatakan bahwa perekonomian Negeri Panda tengah menghadapi tekanan sehingga pemerintah perlu memberlakukan berbagai kebijakan untuk menjaga tingkat pertumbuhan.

Indeks Hang Seng di Bursa Efek Hong Kong berakhir datar dengan pergerakan turun hanya 7,71 poin menjadi 25.454,55.