ANALIS MARKET (12/10/2018) : IHSG Berpotensi Melemah dengan Support dan Resistance di Level 5,666 - 5,742

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (11/10), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoresi sebesar 117.84 poin (-2.02%) menjadi 5,702. Sementara Investor asing mencatatkan net sell disemua perdagangan saham sebesar Rp. 1.18 triliun, seluruh sektor industri turut memberikan tekanan terhadap indeks IHSG. Melemahnya sektor industri dipimpin oleh sektor aneka industri dan keuangan yang masing-masing terkoreksi (-2.92%) dan (-2.68%).

Analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus mengungkapkan, dampak  dari naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS untuk 10 tahun dan 3 tahun yang masing-masing di level 3.22% dan 2.99%, dan volatilitas rupiah masih menjadi sentimen pasar. 

“Hal ini membayangi kekhawatiran pelaku pasar karena akan menekan pasar ekuitas secara keseluruhan,” ujar Nico dalam laporan riset yang dirilis Jumat (12/11/2018).

Ditambahkan, data inflasi Amerika yang keluar lebih rendah dari sebelumnya yaitu di 2.3% akan menjadi sentiment positif. Ini pun diluar dari estimasi kami sebelumnya yang memperkirakan berada di 2.4%.

“Dikarenakan data inflasi Amerika yang keluar rendah, kami menilai tekanan terhadap kenaikkan The Fed pada bulan Desember nanti akan sedikit berkurang, meskipun secara tingkat probabilitas masih sangat tinggi. Selain itu, kemarin Pemerintah Indonesia juga telah menandatangani perjanjian swap dengan Singapura. Kerjasama ini diharapkan dapat menanamkan kepercayaan investor dan meningkatkan stabilitas ekonomi dan pembangunan dikedua Negara,” terang Nico.

Lebih lanjut Nico mengungkapkan, yang cukup menarik adalah, menurut Bloomberg Economics, Bank Indonesia memiliki kemungkinan untuk menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 bps sebelum akhir tahun untuk membantu menstabilkan nilai tukar Rupiah.

Hal ini tentu akan semakin memperlebar perbedaan suku bunga dengan Amerika, dan meningkatkan daya tarik imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia apabila ingin berada di depan kurva dalam pendekatan kebijakan moneternya.

“Cukup menarik apabila kita menantikan kenaikkan tingkat suku bunga Bank Indonesia dapat sejauh mana menaikkan tingkat suku bunganya untuk mengkompensasi kenaikkan Fed Rate,” jelas Nico.

Adapun secara teknikal, indeks IHSG berpotensi melemah dengan support dan resistance di level 5,666 - 5,742.