Peruri Targetkan Sebagai Perusahaan Kelas Dunia
Pasardana.id - Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) berusaha meningkatkan kualitas produksi perusahan.
Hal ini untuk memenuhi visinya sebagai perusahaan kelas dunia bidang integrated secutity printing and system.
"Transformasi perusahaan ini terus dijalankan dan saat ini memasuki tahapan eksekusi dalam melalukan modernisasi mesin/alat produksi, masuk bisnis digital, dan pasar internasional," kata Prasetio, Direktur Utama (Dirut) Peruri di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut dijelaskan, pengembangan bisnis digital sekuriti sebagai bagian dari pengembangan new wave business Peruri.
Jadi, perusahaan ini tidak hanya fokus kepada pencetakan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dokumen sekuriti negara lainnya, seperti; paspor, pita cukai, meterai, dan dokumen pertanahan.
Namun, Peruri juga mengembangkan bisnis internasional seperti pencetakan uang negara lain dan dokumen sekuriti lainnya.
Hal ini tercantum dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2017-2021 termasuk rencana pendirian Pabrik Kertas Uang (PKU).
“Saat ini sedang disiapkan studi kelayakannya untuk memenuhi kertas uang domestik dan internasional," ujarnya.
Pendirian PKU dirasakan memerlukan dukungan dari berbagai kalangan seperti Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Perindustrian (Kemperin).
Sementara itu, target pendapatan ditargetkan sebesar Rp3.669 miliar pada 2017. Angka ini naik 16,6% dibandingkan 2016.
“Pendapatan hingga Mei 2017 adalah Rp1.037,14 miliar tercapai 28,26% dari RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) dan naik 47,23% dibandingkan Mei 2016," jelasnya.
Begitupula laba bersih ditargetkan sebesar Rp415,2 miliar pada 2017 atau naik 67,1% ketimbang 2016.
Dari angka itu, sampai Mei 2017 tercapai 17,27% dari RKAP atau naik 923,06% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Semua angka ini dipatok lebih besar dibandingkan target tahun lalu didorong operasional beberapa mesin pencetakan dokumen sekuriti baru pada awal semester II.
Adapun untuk laba usaha ditargetkan sebesar Rp572 miliar atau naik 46,1%. Dari angka ini sampai Mei 2017 tercapai Rp130,55 miliar atau 22,84% dari RKAP dan naik 368.38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

