Lebih Utamakan Jumlah IPO, Banyak Emiten Alami Penurunan Kapitalisasi Pasar

foto : istimewa

Pasardana.id - Emiten pendatang baru dengan kapitalisasi pasar kecil diharapkan lebih aktraktif terhadap investor. Hal itu untuk mengurangi penurunan kapitalisasi pasar emiten tersebut.

Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto mengatakan, penurunan kapitalisasi pasar terjadi karena emiten yang baru saja menggalang dana melalui Initial Public Offering (IPO) tidak melakukan aksi korporasi lebih lanjut.

“Prosesnya itu belum selesai setelah dia (emiten) listed. Misalnya, dengan rajin menginformasikan langkah-langkah perseroan, " ujar dia di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Lebih lanjut ia menjelaskan, turunnya kapitalisasi pasar tersebut tentunya akan merugikan investor dan perusahaan tersebut.

“Tentunya, bagi perusahaan merupakan kerugian karena nilai perusahaannya turun," kata dia.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan, Samsul Hidayat mengatakan, penurunan kapitalisasi pasar tersebut karena harga saham turun dibandingkan harga pencatatan saham perdana. Hal itu, jelas dia, karena penetapan harga IPO terlalu tinggi. 

“Dan jumlah saham beredar juga tidak terlalu banyak, sehingga saat harganya turun tidak ada lagi yang beli," ujar dia.

Ia mengaku, akan mengkaji fenomena turunnya kapitalisasi pasar emiten-emiten tersebut. Saat ini, tutur dia, untuk menjaga likuiditas saham IPO telah disyaratkan minimal saham dilepas merujuk pada besaran ekuitas.

Rincinya, calon emiten dengan ekuitas hingga Rp 500 miliar minimal saham beredar 20% dari total saham ditempatkan atau disetor penuh. Sementara calon emiten dengan ekuitas Rp500 miliar hingga Rp2 triliun, maka minimal saham beredar 15%. Sedangkan calon emiten dengan ekuitas diatas Rp2 triliun maka minimal saham dilepas 10%.

Meski demikian, Samsul mengaku, belum akan merombak aturan diatas. Pasalnya, pihaknya saat ini lebih mengutamakan banyaknya jumlah emiten di BEI.

“Kami lebih mengenalkan manfaat menjadi perusahaan publik," kata dia.

Untuk diketahui, dari 16 emiten baru tahun 2015, tujuh diantaranya mengalami penurunan kapitalisasi pasar. Emiten yang maksud adalah MIKA turun menjadi Rp28,5 triliun dari Rp 30,8 triliun, DMAS turun menjadi Rp9,59 triliun dari Rp10,5 triliun, MMLP turun menjadi Rp3,3 triliun dari Rp5 triliun, ATIC turun menjadi Rp1,34 triliun dari Rp1,359 triliun, BIKA turun menjadi Rp235 miliar dari Rp888 miliar, DPUM turun menjadi Rp1,5 triliun dari Rp3,4 triliun , KINO turun menjadi Rp3,1 triliun dari Rp5,4 triliun.