Investasi Ponsel Cerdas Capai Rp7 Triliun

Pasardana.id - Kementerian Perindustrian (Kemperin) menyatakan, sebanyak 23 electronics manufacturing service (EMS), 42 merek, dan 37 pemilik merek global dan nasional terdapat di Indonesia pada 2016. Dari hal ini, dihasilkan investasi Rp7 triliun dan 13.000 tenaga kerja.
“Pasar di Indonesia sekitar 60 juta," kata Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto di Jakarta, akhir pekan lalu.
Kegiatan investasi sektor telekomunikasi, informatika, dan komunikasi terus didorong Kemperin. Langkah ini didasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 65 Tahun 2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet.
“Kami membutuhkan dukungan dan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan pelaku usaha sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif," ujarnya.
Dengan begitu, produksi telepon selular (ponsel) cerdas didorong di Indonesia. Namun, langkah ini membutuhkan insentif berupa pembebasan pajak bahan baku impor guna menunjang perakitannya.
Salah satu perusahaan yang mendirikan fasilitas produksi adalah ponsel Motorola dan Lenovo. Ini dilakukan dengan mitra lokal PT Tridharma Kencana (TDK) di Serang, Banten.
Pabrik ini sudah menggunakan perangkat berteknologi tinggi dengan standar dan kualitas kontrol yang ketat dari Motorola Mobility Amerika Serikat (AS) secara daring. Produk yang dibuat telah mengandung tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sampai 34%.
“Pelaku manufaktur dalam negeri sudah membuktikan bisa membuat perangkat telekomunikasi dari para pemilik brand ponsel global," ujar Hendryk L. Karosekali, Chief Executive Officer (CEO) TDK.
TDK mengklaim sebanyak 15.000 unit ponsel dapat diproduksi per hari. Hal ini dapat ditingkatkan dengan sinergi industri hulu dan hilir di sektor telekomunikasi, serta regulasi yang tegas.
“Aturan TKDN manufaktur ini, otomatis mengerek perekonomian rakyat khususnya masyarakat sekitar pabrik," tandasnya.