Shanghai Composite Melemah 23,90 Poin

foto: istimewa

Pasardana.id - Indeks Shanghai Composite di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok, melemah 23,90 poin, atau sekitar 0,74 persen, dari sesi sebelumnya pada Senin (17/4/2017), menjadi 3.222,17. Indeks blue-chip CSI 300 turun 0,2 persen menjadi 3.479,94, di saat Bursa Efek Hong Kong libur perayaan Paskah.

Sektor-sektor utama melemah dipimpin sektor properti, dengan saham China Fortune Land dan Risesun Real State anjlok 10 persen yang merupakan tingkat penurunan maksimum harian. Secara keseluruhan lebih dari 100 saham anjlok 10 persen, kejadian yang sebelumnya langka terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Liu Shiyu, ketua China Securities Regulatory Commission (CSRC), pada akhir pekan lalu mendesak agar bursa Tiongkok tegas memerangi perilaku yang mengganggu ketertiban pasar dan tidak bersikap lunak sedikit pun.

“Kata-kata tajam Liu memadamkan ketertarikan terhadap concept stocks,†ungkap Chang Chengwi, analis Hengtai Futures Co seperti dikutip Reuters.

Chang menepis pendapat bahwa tensi geopolitik terkait Korea Utara menjadi faktor yang mempengaruhi saham-saham di Tiongkok. Ia menghubungkan sentiment bearish terhadap kekhawatiran akan perlambatan pembaharuan ekonomi Negeri Panda seiring berakhirnya siklus penambahan saham oleh perusahaan-perusahaan.

Sebagai dampak dari pengetatan peraturan oleh pihak regulator, saham-saham yang diperkirakan akan meraih keuntungan dari dibentuknya zona ekonomi khusus Xiongan anjlok pada Senin. Sekitar 15 saham perusahaan yang terkait zona ekonomi tersebut anjlok 10 persen.

Pasar juga dibebani meningkatnya kekhawatiran akan terhentinya pemulihan perekonomian Tiongkok, meski data menunjukkan ekonomi Tiongkok masih bertumbuh 6,9 persen pada kuartal pertama tahun ini, lebih baik dari ekspektasi dan mencapai tingkat tertinggi sejak Juli-September 2015.

Saham lapis ketiga, terutama yang baru terdaftar di bursa dan yang menjadi korban manipulasi pasar, terus mengalami penurunan karena para investor menjauh dari saham-saham tersebut di tengah meningkatnya kehawatiran akan ketatnya regulasi.

“Selera mengambil resiko masih teredam, kami tetap konstruktif pada saham blue-chios,†ungkap UBS dalam laporan strategi terbarunya.