Inflasi Rendah Karena Ada Intervensi Pemerintah Kendalikan Harga Komoditas

foto : istimewa

Pasardana.id ââÅ¡¬“ Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Mei 2016 sebesar 0,24 persen.

Adapun inflasi tahun kalender Januari-Mei 2016 tercatat 0,4 persen dan laju inflasi secara tahunan (year on year) 3,33 persen.

Menurut Kepala BPS, Suryamin, inflasi Mei 2016 (year on year) yang tercatat sebesar 3,33 persen tersebut, merupakan yang terendah sejak periode Desember 2009. Karena sebelumnya, inflasi secara tahunan selalu berada pada kisaran lima persen, terutama dalam 6,5 tahun terakhir. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, ââÅ¡¬ÃƒÆ’‹Å“prestasiââÅ¡¬ÃƒÆ’¢Ã…¾¢ meredam inflasi tersebut, karena ada upaya pemerintah untuk mengendalikan harga komoditas pangan menjelang puasa yang jatuh pada awal Juni 2016. 

"Ini memang (pemerintah) sedang berusaha agar harganya tidak naik, karena hal-hal seperti itu yang membuat inflasi rendah," kata Darmin di Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Menurut Darmin, upaya yang dilakukan pemerintah dengan menyiagakan pasokan dan memperbaiki distribusi, membuahkan hasil karena harga terkendali dan inflasi tidak melambung terlalu tinggi, terutama menjelang pertengahan tahun. 

"Kalau tidak ada upaya itu, (harga) pangannya naik dan pasti akan ada inflasi tinggi," katanya.

Sementara itu, di tempat terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengatakan, inflasi dari tahun ke tahun (yoy) yang tercatat sebesar 3,33 persen bisa dikatakan masih sesuai dengan target. Sebab, bank sentral menetapkan inflasi untuk 2016 ini adalah sebesar empat plus minus satu persen.

"Jadi sebetulnya tidak terlalu jauh dengan apa yang di survei BI. Di minggu keempat masih 0,19 persen, terus ini 0,24 persen. Yoy 3,3 persen, sedangkan bulan lalu 3,6 persen. Jadi ini menunjukkan bahwa perkembangan inflasi cukup terjaga hingga akhir Mei," kata Agus, di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2016).

Meski inflasi terjaga di level yang aman, namun dirinya tetap mewaspadai adanya tekanan akibat bulan puasa dan Lebaran.

Tidak hanya itu, kewaspadaan tetap dilakukan lantara kebutuhan masyarakat diprediksi meningkat seiring dengan rencana masuk pendidikan.

"Kita tentu mengantisipasi kondisi tekanan di bulan puasa dan akan masuk ke hari raya Lebaran. Tetapi karena dibarengi masuknya anak sekolah. Jadi ini perlu diantisipasi," tandas Agus.