ANALIS : Pemangkasan Anggaran Lebih Realistis

foto : istimewa

Pasardana.id - Pemerintah Indonesia memutuskan untuk kembali memangkas belanja pemerintah pada tahun 2016 ini.

Pemangkasan belanja yang dilakukan kali ini mencapai Rp 133,8 triliun naik hampir tiga kali lipat jika dibandingkan dengan pemangkasan belanja tahap I beberapa waktu lalu yang hanya sekitar Rp 50 triliun.

Pemangkasan tersebut dilakukan terhadap dua pos belanja. Pertama, belanja kementerian lembaga yang besarannya Rp 65 triliun. Kedua, transfer daerah yang besarannya mencapai Rp 68,8 triliun. Sementara itu, penerimaan negara diperkirakan lebih rendah Rp 219 triliun dari asumsi sebelumnya.

"Keputusan yang di ambil Sri Mulyani setelah seminggu menjabat sebagai Menteri Keuangan lebih realistis, mengingat selama ini anggaran belanja Negara terbilang cukup optimis," jelas Research & Analyst PT. Corfina Cafital, Putu Wahyu Suryawan kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (4/8/2016).

"Pemangkasan akan dilakukan untuk hal yang tidak produktif, seperti perjalanan dinas dan rapat," sambungnya.

Ditambahkan, pemangkasan yang dilakukan akan berdampak minim terhadap pertumbuhan GDP, dan diperkirakan pertumbuhan GDP tidak terlalu terpengaruh dengan adanya pemangkasan anggaran belanja pemerintah, mengingat porsi pemerintah pada GDP Indonesia secara rata rata tahunan dari 1993 sampai 2015 hanya sebesar 8.02%.

"Akan tetapi hal tersebut mungkin akan berdampak multiplier efek pada konsumsi masyarakat, mengingat salah satu anggaran yang dipangkas adalah transfer ke daerah, dimana hal tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi pertumbuhan daerah yang bergantung pada dana transfer pemerintah," paparnya lagi.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai usulan Menteri Keuangan untuk mengurangi kembali belanja negara bisa saja menjadi langkah bijaksana, namun harus dilakukan secara cermat dan sinergis agar tidak memperlambat realisasi program prioritas pemerintah yang pada akhirnya dikhawatirkan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Di pandangan awal saya, kalau pemerintah melakukan pemotongan anggaran adalah keputusan yang bijaksana. Namun tentu tantangannya adalah penurunan anggaran, yang jika benar, sebesar Rp133 triliun itu tidak sederhana," kata Agus di Jakarta, Rabu malam.

Asal tahu saja, dalam sidang kabinet, Rabu (3/8/2016) lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan pemotongan belanja kementerian/lembaga sebesar Rp65 triliun, dan belanja transfer ke daerah Rp68,8 triliun.