Agus Marto : Penguatan Rupiah Karena Sentimen Eksternal dan Internal
Pasardana.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengungkapkan, penguatan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini masih belum menemui level stabilitas baru.
"Penguatan rupiah lebih karena sentimen eksternal dan internal yang sementara," kata Agus, usai halal-bihalal di kantor BI, di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (11/7/2016).
Dijelaskan, dari sisi internal, disetujuinya Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) telah meningkatkan kepercayaan pelaku pasar dan investor.
Menurutnya, saat penerapan tax amnesty hingga 1 April 2017, limpahan dana asing akan menopang penguatan rupiah. Namun, BI akan menjaga stabilitas nilai tukar agar tidak terlalu lemah, dan tidak terlalu kuat, dan berada pada nilai fundamentalnya.
Lolosnya UU pengampunan pajak di parlemen, juga dinilai Agus, telah berhasil meredam dampak eksternal dari hasil refrendum rakyat Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Britain Exit-Brexit).
Faktor internal lainnya yang memicu penguatan kurs adalah, terjaganya laju inflasi di momentum konsumsi tinggi, Ramadhan dan Lebaran 1437 Hijiriah.
"Ekonomi kita didukung oleh inflasi terkendali apalagi yang Juni sebesar 0,66 persen dan yang kita lihat juga transaksi berjalan, defisitnya terkendali," kata dia.
"Sejumlah upaya pemerintah, seperti dalam menekan harga bahan pangan pokok, membuat tingkat inflasi pada bulan Ramadan tahun ini lebih terkendali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," tegasnya.
Rupiah sendiri, di perdagangan spot antar bank pada Senin (11/7/2016) pagi tadi, saat pembukaan pasar di Jakarta, telah menguat 84 poin menjadi Rp13.108 per dolar AS.

