DIRE Kurang Berkembang Karena Beban Pajak Tidak Kompetitif

foto : istimewa

Pasardana.id - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Bobby Hamzar Rafinus mengungkapkan, hingga saat ini instrumen investasi melalui Dana Investasi Real Estat (DIRE) di Indonesia masih belum banyak berkembang.

Penyebabnya, kata dia, beban pajak yang harus dibayar terbilang tidak kompetitif, disbanding dengan di negara-negara tetangga. 

"DIRE di Indonesia kurang berkembang, karena beban pajak tidak kompetitif dibanding DIRE di negara tetangga," jelas Bobby, usai menghadiri Lokakarya Dana Investasi Real Estat (DIRE), di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (30/5/2016).

Untuk itu dia berharap, agar paket kebijakan ekonomi jilid V dapat mengurangi beban tarif pajak dari lima persen menjadi 0,5 persen.

"Jadi pemerintah melalui kebijakan jilid V sudah mengurangi pajak berganda jadi 0,5 persen, semoga dalam waktu dekat PP tentang Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Kontrak Investasi Kolektif (KIK) DIRE, segera keluar, kita target Juni," kata Bobby.

Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan mengatakan, sejak 2013 sampai sekarang penerbitan DIRE baru berjumlah satu produk DIRE. 

"Sampai saat ini di BEI baru ada satu produk DIRE dengan nilai aktiva sampai Rp500 miliar, ini merupakan peluang yang besar bagi pasar modal kita," ucap Nicky.

"Lokakarya DIRE ini tujuannya membantu untuk meningkatkan pengetahuan dan awareness karena DIRE bisa jadi alternatif pendanaan," jelas Nicky.