BI : Metode Transfer via ATM Dominasi Harbolnas 2016

Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) menyatakan sejumlah market place memperoleh transaksi berlipat-lipat pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016. Bahkan, angka ini mencapai tiga sampai empat kali lipat.
Bahkan, Bukalapak mengakui lima kali lipat transaksi dicapai perusahaan tersebut pada Harbolnas 2016. Angka ini mencapai Rp350 miliar.
"Namun, metode pembayaran pada Harbolnas 2016 masih didominasi metode transfer melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri)," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Enny V. Panggabean di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pembayaran yang dilakukan melalui kartu kredit hanya sekitar 7%. Jadi, pembayaran daring belum dipercaya oleh pelanggan.
"Hal ini terjadi akibat kekhawatiran adanya fraud (kejahatan keuangan) dan banyak masyarakat belum memiliki kartu kredit," ucapnya.
Malahan, sebagian pelanggan masih menggunakan pembayaran dengan cash on delivery (CoD). Karena, metode ini dianggap lebih aman dan nyaman.
Budi Ghandaseobrata, Wakil Ketua Asosiasi Financial Technology (Fintech) mengamini metode pembayaran transfer disukai pelanggan daring rata-rata berusia 25-32 tahun.
Walaupun, hal ini dinilai tidak praktis bagi belanja daring, namun itu lebih popular pada usia mereka.
"Transfer bank secara teori sebenarnya paling rumit dibanding yang lainnya," ujarnya.
Pembayaran CoD bagi pelanggan daring, ucap Pengamat Keuangan Aviliani, dinilai lebih pribadi. Pembelian ini dilakukan melalui layanan pesan singkat (SMS).
"Namun ini perlu perhatian juga dari sisi keamanan," jelasnya.
BI memprediksi nilai transaksi perdagangan elektronik (e-dagang) mencapai US$6 miliar pada 2016. Jika dibandingkan 2015, naik dari US$3,5 miliar.