Convenience Store Tidak Disarankan Ekspansi Bisnis

foto : istimewa

Pasardana.id - Fitch Ratings, sebuah lembaga pemeringkatan internasional, tidak merekomendasikan ekspansi bisnis dilakukan oleh convenience store pada tahun 2017 mendatang. Jika hal ini tetap dilakukan, perlu strategi bisnis berbeda dibandingkan sebelumnya.

Pasalnya, convenience store diperkirakan mengalami pelambatan ekspansi bisnis pada tahun depan. Karena, pasar ini mengalami kejenuhan dan perubahan regulasi yang membuat differensiasi semakin sulit.

Mereka juga tertekan dengan pertumbuhan gerai berformat kecil dan modern, seperti mini market.

"Convenience store telah mengurangi jumlah outletnya sejak 2016," sebut Fitch Ratings, dalam sebuah laporan, baru-baru ini.

Convenience store yang dimaksud seperti Alfamart dan Lawson yang dimiliki PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Sebanyak dua dari 38 gerai mereka, telah ditutup pada semester I 2016.

Langkah serupa juga dilakukan PT Modern International Tbk yang merupakan induk dari Seven Eleven, dengan menutup 20 gerai pada 2015. Walaupun, perusahaan ini kembali membuka 12 gerai baru pada 2016.

Meskipun demikian, laporan tersebut juga memperkirakan, pertumbuhan bisnis akan diraih Alfamart. Begitupula Indomaret yang dimiliki PT Indomarco Prismatama.

"Indomarco akan terus tumbuh dengan kisaran lebih dari 1.000 gerai per tahun," jelas laporan tadi.

Sementara itu, pelarangan penjualan minuman beralkohol pada convenience store dinilai menghapus perbedaan antara convenience store dan minimarket. Sebelumnya, minimarket dilarang menjualnya pada 2015.

Dampak lainnya berupa convenience store kehilangan pendapatan akibat kebijakan pemerintah daerah (pemda) tersebut. Tidak disebutkan apakah ini juga terjadi pada minimarket.

"Minuman beralkohol menyumbang lebih dari 15% penjualan di convenience store," sebut laporan Fitch.

lebih lanjut, juga diungkapkan bahwa pelarangan itu juga berpengaruh pada strategi bisnis yang dilakukan convenience store. Langkah yang dimaksud seperti penjualan makanan dan minuman siap saji tidak difokuskan lagi, lantaran tidak bisa bersaing dengan penjual makanan tradisional.

"Convenience store lebih fokus kepada penjualan barang-barang sehari-hari," sebut Fitch. 

Padahal, langkah ini tetap menyulitkan bisnisnya akibat ritel tersebut mesti berhadapan dengan minimarket yang menjual produk serupa. Apalagi, hal ini dilakukan dengan jarak berdekatan.