Pembangunan Ekonomi : Antara Mengejar Pertumbuhan Tinggi atau Pertumbuhan Yang Berkualitas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Bicara soal pertumbuhan ekonomi saat ini, perlu diakui bahwa Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang mengalami pertumbuhan positif secara konsisten tiap tahunnya.

Tidak hanya sektor investasi yang tumbuh, ekspor juga ikut tumbuh karena kondisi fundamental Indonesia yang baik. Tak heran, pertumbuhan ekonomi rerata nasional bisa menyentuh angka 5,02 persen di tahun 2016 lalu.

Bahkan, Bank Dunia sempat memuji kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai terus mengalami penguatan. Padahal, kondisi ini terjadi di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

"Di sektor fundamental, ekonomi Indonesia berada dalam keadaan yang baik di tengah harga komoditas yang masih belum sepenuhnya membaik," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia Rodrigo Chaves di Jakarta, baru-baru ini

Meski demikian, sebagian kalangan menilai pertumbuhan tersebut masih belum berkualitas. Hal ini tercermin dari belum meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM).

“Kita masih di posisi 0,689. Ini jadi PR (Pekerjaan Rumah) besar dari pemerintah saat ini," ujar Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arief Budimanta di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/4/2017).

Ia memaparkan, berdasarkan data dari Urban Sanitation Development Program (USDP) pada tahun 2015 lalu, untuk human development index, Indonesia masih kalah dari Turki yang sudah di posisi 0,767, bahkan kalah jauh dari Malaysia yang berada pada level 0,789. 

Padahal, untuk angka pertumbuhan ekonomi, kedua negara tersebut masih kalah dibandingkan Indonesia.

“Pada 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,79 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Turki sampai dengan kuartal I 2016 saja baru sebesar 4,8 persen," jelas Arief.

Menyikapi kondisi ini, menurut Arief, pemerintah perlu memutuskan apakah mau mengejar pertumbuhan tinggi atau pertumbuhan yang berkualitas.

Karena daya saing SDM, dianggap Arief, mampu menjadi faktor kunci agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi lagi.

“Apalagi di tingkat daerah sendiri masih terjadi ketimpangan IPM. Masih sangat sedikit daerah yang IPM-nya tinggi," ujar Arief.

“Saya rasa Pemerintah bisa meniru pertumbuhan ekonomi di Turki yang sama-sama negara anggota G20, di mana pertumbuhan ekonomi bisa mendongkrak peningkatan IPM," tandas Arief.