Menepis Ketakutan orang memulai investasi: Takut Rugi

foto : ilustrasi (ist)

By Ryan Filbert
@RyanFilbert

Manusia adalah orang yang memiliki bagian otak primitif yang memiliki konsep berpikir hanya 1, yaitu, cari nikmat dan menjauhi sengsara.

Sehingga ketika ingin memulai investasi, sudah jelaslah bahwa keinginan untuk mendapatkan keuntungan (nikmat) dan tidak mau rugi (sengsara) menjadi masalah utama.

Tidak jarang akibat sebuah ketakutan dan cerita-cerita miring terkait dengan investasi membuat orang tidak lagi mau berpikir untuk memulai investasi. Tentunya memang sangat nikmat ketika memiliki uang lalu bisa membeli sebuah gadget terbaru ataupun mobil keluaran terbaru.

Konsumsi memiliki keterbalikan dengan investasi, dimana konsumsi dengan segera ketika kita harus membayar sebuah biaya, kita akan dengan segera akan menerima nikmat atau keuntungannya, yang biasanya kerugian atau penderitaannya baru dirasakan belakangan.

Bila kita memiliki kendaraan jenis terbaru maka apa yang kita rasakan pertama adalah kenikmatan, namun bagi sebagian orang yang membeli dengan cicilan maka penderitaan akan mulai lebih terasa seiring dengan waktu melakukan cicilan, belum lagi setiap tahunnya seseorang yang memiliki kendaraan pribadi justru harus mengeluarkan biaya lagi karena perawatan dan pajak kendaraan.

Memiliki uang dan menghabiskan pada konsumsi akan mendapatkan sebuah kenikmatan diawal sebelum pada akhirnya justru mulai dengan biaya dan masalah yang akan muncul ataupun sebuah kenikmatan yang sudah habis tidak ada nilainya lagi.

Sedangkan berinvestasi memang berpotensi mengalami keuntungan dari berinvestasi maupun berpotensi menderita kerugian.

Hal terburuk dari investor adalah ingin mencari investasi yang pasti menghasilkan keuntungan dan kalau bisa untung besar dan tidak ingin investasi tersebut memiliki resiko kerugian, hal tersebut tidak akan pernah ada hingga 100 tahun ke depan sekalipun.

Karena semua hal tentunya akan memiliki resiko, dan investasi memiliki sebuah konsep menanam, memelihara dan menghasilkan, memerlukan sebuah waktu agar investasi mengalami hasil pada akhirnya.

Rugi adalah sebuah kondisi yang tidak membuat orang nyaman, dan investasipun memiliki potensi tersebut, agar seseorang dapat mengurangi potensi kerugain dalam berinvestasi tidaklah lain salah satu syaratnya adalah memahami investasi apa yang sedang dilakukan.

Sama seperti seorang pembalap dan pemula dalam mengendarai mobil balap, resiko kecelakaan akan jauh lebih besar bagi bukan seorang pembalap dan mengendarai mobil balap, bukan?

Investasipun ada yang diperuntukan bagi pemula ataupun bagi yang lebih memahami, dan investasi yang ditujukan untuk pemula juga pada umumnya akan memberikan hasil yang lebih kecil, karena tentunya hukum besar resiko akan semakin besar keuntungan yang dapat diraih juga berlaku disini.

Investasi pada reksa dana adalah salah satu investasi yang lebih rendah resikonya bagi seorang pemula daripada harus berinvestasi langsung pada bursa saham dan surat hutang obligasi.

Dan reksa dana pun terbagi lagi menjadi 4 produk umum yang juga membagi resiko menjadi 4 kategori.

Masih banyak investasi lainnya yang dapat menarik bagi setiap pemula sekalipun untuk memperdalam dan mempelajarinya secara detail.

Bila Anda suatu hari mendapatkan peluang investasi yang maksimal keuntungan namun resiko tidak ada, Anda mungkin harus berpikir ulang bahwa mungkin Anda sedang dirayu untuk sebuah peluang investasi yang berakhir penipuan dan disitulah Anda justru pasti rugi.

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).