ANALIS MARKET (23/9/2025): IHSG Diperkirakan Bergerak Mixed Dibayangi Aksi Profit Taking

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (22/09), IHSG ditutup melemah -11,08 poin (- 0,14%) ke level 8.040,04.

Pelemahan IHSG disebabkan tertekannya saham-saham berkapitalisasi besar, seperti AMMN (-8,14%), BBRI (-2,12%), BBCA (-0,96%), & BREN (-1,38%).

Kemudian, nilai tukar Rupiah juga mengalami depresiasi terhadap dollar AS.

Dari sisi fiscal, Kementerian Keuangan pada Senin (22/09) melaporkan bahwa realisasi APBN selama 8M25 mengalami defisit 1,35% terhadap PDB (vs. outlook 2025: defisit 2,78% terhadap PDB).

Sedangkan, dari sisi komoditas, harga emas di pasar spot naik +1,1% ke level US$3.723 per troy ounce pada Senin sore, setelah sempat naik hingga US$3.726 per troy ounce pada awal sesi perdagangan yang menandai all time high secara intraday.

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, seperti DJIA (+0,14%), S&P 500 (+0,44%), & Nasdaq (+0,70%).

Penguatan tersebut didorong oleh optimisme investor terhadap saham-saham raksasa teknologi besar.

Saham Nvidia melonjak +4% setelah mengumumkan investasi hingga US$100 miliar untuk OpenAI, yang mendorong kenaikan S&P 500 dan Nasdaq, sedangkan saham Oracle melonjak +6,3% menyusul perubahan kepemimpinan dan berlanjutnya antusiasme terhadap kecerdasan buatan.

Saham Apple naik +4,3%, didukung oleh permintaan kuat terhadap iPhone 17, kemudian Tesla (+1,9%) mencapai level tertinggi tahun 2025, seiring investor memperkirakan produk baru dan kemajuan dalam kendaraan otonom.

Investor tetap fokus pada Federal Reserve setelah pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu, dengan pejabat menjelaskan bahwa pengendalian inflasi tetap menjadi prioritas utama dibandingkan kebijakan pelonggaran lebih lanjut.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak mixed dibayangi aksi profit taking investor pasca membentuk all time high. Investor hari ini akan mencermati rilis data Perkembangan Uang Beredar Indonesia (Ags-25)," sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Selasa (23/9).