ANALIS MARKET (11/9/2025): IHSG Berpotensi Lanjut Koreksi

Foto: Ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG kemarin ditutup naik 0.92%, tapi masih disertai dengan net sell asing sebesar Rp1.25 Triliun.

Saham yang paling banyak dijual asing adalah BMRI, ANTM, BRMS, BBNI, dan BBCA.

Sementara itu, Indeks-indeks utama Wall Street mayoritas naik pada Rabu (10/9). Bahkan, S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (all time high), didorong turunnya data inflasi produsen AS serta kenaikan signifikan saham Oracle. Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,30% dan Nasdaq Composite naik tipis 0,03%. Sedangkan, Dow Jones Industrial Average melemah 0,48%, tertekan oleh penurunan saham Apple setelah peluncuran iPhone terbaru yang dinilai kurang memuaskan investor. Kenaikan awal Wall Street disebabkan oleh laporan indeks harga produsen (PPI) AS yang turun 0,1% pada bulan Agustus, berlawanan dengan ekspektasi sebesar 0,3%. Sementara, PPI inti yang tidak memasukkan harga pangan dan energi juga turun 0,1%, di bawah consensus sebesar 0,3%. Selain itu, kini pasar menanti data indeks harga konsumen (CPI) yang akan rilis pada Kamis (11/9). Di sisi emiten, saham Oracle melonjak 36%, setelah perusahaan melaporkan pertumbuhan pendapatan multicloud database dari Amazon, Google, dan Microsoft hingga 1.529% pada kuartal terakhir. Kenaikan tersebut disebabkan oleh permintaan tinggi untuk server berbasis kecerdasan buatan (AI). Meski laba Oracle meleset dari perkiraan, perusahaan optimistis dapat meraih pendapatan infrastruktur cloud hingga US$ 144 miliar pada FY30F, jauh melesat dari US$ 10,3 miliar pada 2025. Selain itu, saham Nvidia menguat 3,9% dan AMD naik 2,4% karena investor kembali memburu saham sektor AI.

Di sisi lain, Bursa saham Asia-Pasifik kompak naik pada perdagangan Rabu (10/9), seiring pasar mercermati rilis data inflasi utama China periode bulan Agustus. Data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional Tiongkok menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Tiongkok bulan Agustus turun 0,4% YoY, dibandingkan dengan 0% pada bulan Juli atau lebih rendah dari ekspektasi -0,2%. Sementara itu, inflasi IHK Tiongkok bulan Agustus tercatat 0% MoM dibandingkan kenaikan sebelumnya 0,4%. Sedangkan, Indeks Harga Produsen (IHP) turun 2,9% YoY pada bulan Agustus, setelah penurunan 3,6% pada bulan Juli, sesuai ekspektasi. Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,87%, dan Topix menguat 0,60%. Sementara itu di Korea Selatan, indeks Kospi melesat 1,67% dan Kosdaq naik 0,99%. Sejalan dengan itu, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,31%, Hang Seng Hong Kong bertambah 1,01% dan di daratan China turut naik masing-masing sebesar 0,21% dan 0,13%.

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, dalam riset Kamis (11/9), Fanny Suherman, CFP® selaku Head of Retail Research BNI Sekuritas menyebutkan, "IHSG berpotensi kembali koreksi hari ini. Diperkirakan Support IHSG: 7620-7680 dan Resist IHSG: 7720-7750."

Selanjutnya disebutkan beberapa saham yang bisa menjadi Trading Idea hari ini: PTRO, PGAS, PGEO, INKP, GZCO, dan INDY. 

Berikut ini rekomendasi trading sahamnya:

PTRO, Spec Buy dengan area beli di 3430-3480, cutloss di bawah 3400. Target dekat di 3520-3630.

PGAS, Spec Buy dengan area beli di 1700-1710, cutloss di bawah 1690. Target dekat di 1725-1750.

PGEO, Buy on Weakness dengan area beli di 1365-1390, cutloss di bawah 1350. Target dekat di 1415-1430.

INKP, Spec Buy dengan area beli di 7550-7600, cutloss di bawah 7500. Target dekat di 7675-7775.

GZCO, Buy on Weakness dengan area beli di 196-204, cutloss di bawah 192. Target dekat di 208-212.

INDY, Spec Buy dengan area beli di 1860-1880, cutloss di bawah 1820. Target dekat di 1920-2040.