ANALIS MARKET (21/7/2025): Ada Potensi Demand yang Stabil Terhadap SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id – Riset harian Fixed Income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan terakhir di pekan lalu.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 6 basis poin (bp) ke level 6,10%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 4 bps ke level 6,53%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 5 bps ke level 6,54%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp29,9 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp18,5 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp6,5 triliun dan Rp5,6 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp7,9 triliun.
Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan jual neto oleh investor asing sebesar Rp10,49 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 14-17 Juli 2025.
Flow tersebut berasal dari jual neto sebesar Rp8,95 triliun di pasar SRBI dan Rp1,91 triliun di pasar saham.
Sementara itu, pasar SBN mencatatkan beli neto sebesar Rp0,38 triliun. Berdasarkan data setelmen per 17 Juli 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp58,01 triliun di pasar saham dan Rp48,07 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp59,97 triliun di pasar SBN.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,27%, bergerak dari level Rp16.341/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.297/US$ di hari Jumat (18/7).
Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 5bp dari hari sebelumnya menjadi 3,96%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,44%.
Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia turun tipis sebesar 1bp menjadi 73bp.
Dari eksternal, secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun meningkat tipis sebesar 1bp dan Rupiah melemah sebesar 0,49% terhadap US$.
Sedangkan CDS 5-tahun Indonesia ditutup 2bp lebih rendah dibandingkan minggu sebelumnya.
Walau dampak dari indikator-indikator di atas cenderung mixed, yield curve SUN 10-tahun masih mencatatkan penurunan mingguan sebesar 4bp ke level 6,54%.
Penurunan yield tersebut juga didukung oleh pemangkasan BI Rate sebesar 25bp pada RDG BI Juli yang diselenggarakan minggu lalu.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi demand yang stabil untuk instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Kami memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 21 - 25 Juli di kisaran 6,47-6,60%. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0099, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (21/7).

