ANALIS MARKET (17/12/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif dengan kecenderungan melemah pada hari Senin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 1 basis poin ke level 6,90%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun 2 basis poin ke level 7,02%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 4 basis poin ke level 7,06%. Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,87%-7,15%.
Sedangkan volume transaksi Surat Berharga Negara (SBN) secara outright traded tercatat sebesar Rp15,0 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi pada Jumat lalu yang tercatat sebesar Rp21,6 triliun.
FR0103 dan PBS032 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,5 triliun dan Rp1,8 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp4,2 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat tipis sebesar 0,04%, bergerak dari level Rp16.009/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.002/US$.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung sideways.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun bertahan di 4,25%, dan yield curve UST 10-tahun turun tipis sebesar 1bp menjadi 4,39%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun bertahan di 73bp. Para pelaku pasar menanti hasil RDG BI dan FOMC Meeting yang akan diselenggarakan minggu ini.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0086, FR0090, FR0087, FR0091, FR0100, FR0068, FR0103,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (17/12).