ANALIS MARKET (03/6/2025): Dibayangi Aksi Profit Taking, IHSG Diperkirakan Cenderung Tertekan

foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (02/06), IHSG ditutup melemah -110,75 poin (- 1,54%) ke level 7.065,07.  

Pelemahan IHSG disebabkan naiknya tensi perdagangan global dan rilis data ekonomi domestik yang kurang begitu positif.  

Dari internal, BPS melaporkan data Inflasi RI pada Mei 2025 yang mengalami deflasi 0,37% atau lebih dalam dibanding proyeksi konsensus yang sebesar 0,17%.  

Di saat yang sama BPS juga mencatat neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus 60 bulan secara beruntun menjadi USD0,16 miliar (Mei-25), walaupun menipis dari bulan sebelumnya yang surplus USD4,33 miliar.  

Dari eksternal, Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50% mulai 4 Juni.  

Di sisi lain, tensi dagang AS dengan China juga meningkat setelah Beijing menolak klaim Trump bahwa mereka telah melanggar perjanjian perdagangan yang dicapai di Jenewa bulan lalu.  

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, seperti DJIA (+0,08%), S&P 500 (+0,41%), & Nasdaq (+0,67%).  

Ketegangan antara AS dan China kembali memanas setelah Beijing menepis tuduhan AS tentang pelanggaran gencatan senjata terkait tarif.  

Pasar mencermati kemungkinan adanya panggilan telepon minggu ini antara Presiden Trump dan Presiden Tiongkok Xi, yang dapat menjadi sangat penting untuk kejelasan perdagangan.  

Kemudian, rencana Trump untuk menggandakan tarif baja dan aluminium menjadi 50% mengguncang Uni Eropa (UE), yang memperingatkan bahwa langkah tersebut akan merusak negosiasi.  

Saham baja AS melonjak merespon katalis tersebut, termasuk Nucor (+10,1%), Steel Dynamics (+10,3%), dan ClevelandCliffs (+23,2%).  

Selain itu, data manufaktur AS menunjukkan kontraksi berkelanjutan, karena investor menunggu data pekerjaan bulan Mei untuk tandatanda dampak ekonomi terkait perdagangan.  

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan dibayangi aksi profit taking pelaku pasar pasca kenaikan cukup signifikan di bulai Mei yang mencapai +6%,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Selasa (03/6).