ANALIS MARKET (19/3/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, tren penurunan pada harga Surat Utang Negara (SUN) berlanjut pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 2 basis poin menjadi 6,70%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 4 basis poin menjadi 7,02%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 4 basis poin menjadi 7,03%.
Level yield curve 10-tahun mendekati batas atas dari weekly estimated range di kisaran 6,84-7,05%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp39,5 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,5 triliun.
FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp17,1 triliun dan Rp10,4 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,2 triliun.
Data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang SUN kemarin mencapai Rp61,8 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang SUN sebelumnya tanggal 4 Maret lalu yang mencapai Rp75,8 triliun.
Dari kedelapan seri yang ditawarkan, Pemerintah menetapkan total amount awarded sebesar Rp28 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan target indikatif Rp26 triliun.
Pada press release pengumuman hasil lelang kemarin (18/3), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani juga menyampaikan, bahwa penerimaan pajak telah membaik pada bulan Maret ini.
Selain itu, Menkeu Sri Mulyani juga menyatakan, akan tetap fokus menjalankan tugas mengelola keuangan negara secara profesional.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,13%, bergerak dari level Rp16.406/US$ di hari Senin menjadi Rp16.428/US$ di hari Selasa (18/3).
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang mixed, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST) namun diiringi dengan peningkatan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 4bp menjadi 4,07%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 2bp menjadi 4,29%.
Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 2bp menjadi 85bp.
Dibandingkan levelnya pada pertengahan Februari lalu, CDS 5-tahun Indonesia telah meningkat sebesar 17bp.
Para pelaku pasar menanti hasil FOMC Meeting, BoJ Monetary Policy Meeting, dan RDG BI yang akan segera diumumkan.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield dari instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0087, FR0091, FR0100, FR0103,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Rabu (19/3).