ANALIS MARKET (21/2/2024): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 4 bp menjadi 6,52%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 2 bp menjadi 6,77%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 1 bp menjadi 6,80%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,72 - 6,92%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp30,6 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp25,9 triliun.
FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp8,4 triliun dan Rp5,9 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,3 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah tipis sebesar 0,08%, bergerak dari level Rp16.325/US$ di hari Rabu menjadi Rp16.338/US$ di hari Kamis.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,34%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,50%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 1bp menjadi 70bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0094, FR0099, FR0087, FR0054,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (21/2).