ANALIS MARKET (15/5/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNi Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami pelemahan pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 5 basis poin (bp) ke level 6,59%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 5 bp ke level 6,89%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 3 bp ke level 6,89%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6.81-7.02%.
Sedangkan Volume transaksi Surat Berharga Negara (SBN) secara outright traded tercatat sebesar Rp29,2 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,3 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp8,1 triliun dan Rp3,8 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp4,9 triliun.
Data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kemarin mencapai Rp27,3 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang SBSN sebelumnya tanggal 29 April yang mencapai Rp32,7 triliun.
Dari ketujuh seri yang ditawarkan, Pemerintah menetapkan total amount awarded sebesar Rp10 triliun, sesuai target indikatif.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,39%, bergerak dari level Rp16.627/US$ pada hari Selasa menjadi Rp16.562/US$ kemarin.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang mixed dibandingkan hari Selasa sebelumnya, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST) dan penurunan Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 5bp menjadi 4,17%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,53%.
Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia melanjutkan penurunan sebesar 2bp menjadi 83bp, mengindikasikan perbaikan pada persepsi risiko investor global terhadap creditworthiness Indonesia.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0099, FR0052, FR0068, FR0103,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (15/5).