ANALIS MARKET (12/11/2025): IHSG Diperkirakan Cenderung Bergerak Mixed

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (11/11), IHSG ditutup melemah -24,73 poin (- 0,29%) ke level 8.366,52.

Pelemahan IHSG disebabkan adanya profit taking diiringi dengan minimnya katalis positif domestik, disertai depresiasi terhadap nilai tukar rupiah.

Dari eksternal, investor kini memperkirakan peluang sekitar 65% untuk pemotongan suku bunga The Fed pada bulan depan, turun dari 94% di seminggu sebelumnya.

Di saat yang sama, Senat AS telah mengesahkan rancangan undang-undang untuk membuka kembali pemerintah federal dan mengakhiri penutupan selama 40 hari.

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup variatif, seperti DJIA (+1,18%), S&P 500 (+0,21%), & Nasdaq (-0,25%).

Indeks saham DJIA dan S&P 500 mencapai rekor tertinggi baru, meskipun Nasdaq turun karena alih perhatian investor dari saham teknologi ke saham perusahaan besar (blue chip) dan sektor yang sensitif terhadap siklus ekonomi, mengingat harapan bahwa kesepakatan pendanaan akan disetujui di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) minggu ini.

Kemajuan di Senat menuju pemulihan pemerintahan meningkatkan optimisme di sektor-sektor yang tergantung pada kondisi ekonomi, dengan perusahaan kesehatan seperti Merck (+4,8%), Amgen (+4,6%), dan Johnson & Johnson (+2,9%) menjadi pendorong utama kenaikan DJIA.

Harapan bahwa operasional pemerintahan yang kembali berjalan akan memungkinkan rilis data ekonomi yang tertunda juga mendorong kepercayaan pasar secara umum.

Namun, sektor teknologi menghadapi tekanan karena adanya kekhawatiran terhadap valuasinya yang sudah sudah mahal, khususnya berkaitan kecerdasan buatan (AI).

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung bergerak mixed seiring adanya ruang profit taking pasca kenaikan yang cukup signifikan pada pekan sebelumnya,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Rabu (12/11).