ANALIS MARKET (06/10/2025): Demand terhadap SBN Berdenominasi Rupiah Diproyeksikan Stabil

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup mixed pada sesi perdagangan terakhir di pekan lalu.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 4 basis poin (bp) menjadi 5,46%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) tidak berubah di level 6,31%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun tipis 1 bp ke level 6,32%.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp34,7 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,6 triliun.

FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp10,4 triliun dan Rp5,9 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,7 triliun.

Berdasarkan Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah Bank Indonesia (BI), investor nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp9,76 triliun pada periode transaksi 29 September – 2 Oktober 2025.

Flow tersebut berasal dari jual neto Rp9,16 triliun di pasar SBN dan Rp3,31 triliun di pasar saham, serta beli neto sebesar Rp2,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Secara kumulatif sejak awal tahun hingga 2 Oktober 2025 (berdasarkan data setelmen), nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp53,43 triliun di pasar saham dan Rp128,40 triliun di SRBI, sementara di pasar SBN tetap membukukan beli neto sebesar Rp24,39 triliun.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami penguatan sebesar 0,21%, dari level Rp16.598/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.563/US$ di hari Jumat.

Sementara itu, per posisi Jumat, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung mixed.

Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia kembali turun sebesar 1bp menjadi 79bp.

Sementara itu, yield curve US Treasury (UST) 5-tahun dan 10-tahun masing-masing meningkat sebesar 5bp dan 3bp menjadi 3,72% dan 4,13%.

Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun turun sebesar 7bp, CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 5bp, dan Rupiah menguat terhadap US$ sebesar 1,05%.

Sejalan dengan indikator-indikator tersebut, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan penurunan mingguan sebesar 10bp menjadi 6,32%.

“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi demand terhadap Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah akan stabil. BNI Sekuritas memproyeksikan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 29 September – 3 Oktober di kisaran 6,24%-6,43%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0080, FR0103, FR0075, FR0098, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (06/10).