ANALIS MARKET (27/10/2025): IHSG Diperkirakan Cenderung Bergerak di Zona Hijau

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (24/10), IHSG ditutup melemah -2,63 poin (-0,03%) ke level 8.271,72.

Pelemahan IHSG terjadi karena adanya aksi ambil untung (profit taking) dari investor setelah sempat mencatatkan rekor tertinggi (all-time high) di level 8.351.

Selain itu, tekanan terhadap nilai tukar rupiah juga turut mempengaruhi pergerakan pasar.

Dari sisi luar negeri, investor sedang menunggu rilis laporan inflasi Amerika Serikat yang berpotensi mempengaruhi prospek ekonomi global serta keputusan suku bunga The Fed.

Namun, rilis laporan tersebut tertunda karena adanya shutdown pemerintah AS yang sedang berlangsung.

Sebagai informasi tambahan, dalam sepekan terakhir, IHSG berhasil tumbuh sebesar +4,50% dan didukung oleh aksi beli bersih oleh investor asing senilai Rp6,13 triliun.

Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat, seperti DJIA (+1,01%), S&P 500 (+0,79%), & Nasdaq (+1,15%).

Penguatan tersebut didorong oleh laporan inflasi yang lebih lemah dari perkiraan, sehingga meningkatkan harapan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat.

Kondisi ini membuat para investor beralih ke asetaset berisiko, terutama di sektor teknologi.

Performa kuat datang dari perusahaan teknologi, seperti AMD dan IBM yang masing-masing melonjak +7,5% dan +8,77%.

Kemudian, Nvidia (+2,8%), Broadcom (+3,1%), dan Alphabet (+3,1%) kompak menguat.

Sektor keuangan ikut terdongkrak karena peluang kebijakan moneter yang lebih longgar di masa depan yang diharapkan bisa mendorong aktivitas pinjaman, dengan JPMorgan (+3%), Bank of America (+1,9%), Goldman Sachs (+4,4%), dan Citi (+2,7%).

Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA (+2,20%), S&P 500 (+1,92%), & Nasdaq (+2,31%).

“Menyikapi beragam kondisi tersebut, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung bergerak di zona hijau, seiring adanya optimisme terkait perbaikan kondisi ekonomi domestik memasuki Q4-2025 dan rilis kinerja keuangan emiten Q3-2025,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (27/10).