ANALIS MARKET (02/10/2025): IHSG Diperkirakan Cenderung Bergerak Mixed
Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (01/10), IHSG ditutup melemah -17,24 poin (- 0,21%) ke level 8.043,82.
Pelemahan IHSG kembali berlanjut seiring adanya net foreign sell pada saham-saham berkapitalisasi besar.
Dari sisi data ekonomi, BPS merilis data inflasi dan neraca perdagangan yang melampaui ekspektasi konsensus.
Inflasi Indonesia pada September 2025 tercatat sebesar 2,65% YoY (vs. Agustus 2025: 2,31% YoY, September 2024: 1,84% YoY), lebih tinggi dibandingkan ekspektasi konsensus di 2,5% YoY.
Kemudian, surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat mencapai US$5,49 miliar pada Agustus 2025 (vs. Juli 2025: US$4,17 miliar, Agustus 2024: US$2,76 miliar), melampaui ekspektasi konsensus yang memperkirakan surplus US$3,99 miliar.
Dari eksternal, pemerintah federal AS mengalami shutdown untuk pertama kalinya sejak 2019, tanpa kejelasan berapa lama shutdown tersebut akan berlangsung.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, seperti DJIA (+0,09%), S&P 500 (+0,34%), & Nasdaq (+0,42%).
Penguatan tersebut didorong oleh kinerja sektor yang kuat dan optimisme bahwa government shutdown akan berlangsung singkat.
Para investor mengabaikan hari pertama shutdown dan data upah swasta yang lebih lemah dari perkiraan.
Saham sektor kesehatan memimpin kenaikan, didorong oleh lonjakan harga Regeneron (+6,7%), Moderna (+6,8%), Eli Lilly (+8,2%), dan AbbVie (+5,5%), kemudian optimisme terhadap kesepakatan Pfizer (+2,2%) dengan Gedung Putih mengenai penetapan harga obat Medicaid memberikan dukungan tambahan.
Laporan ADP AS menunjukkan penurunan 32.000 pekerjaan di sektor swasta pada bulan September, menandakan melambatnya pasar tenaga kerja, sedangkan aktivitas pabrik AS tetap kontraksi untuk bulan ketujuh berturut-turut.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung bergerak mixed seiring masih berlanjutnya tekanan jual pada saham-saham perbankan,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Kamis (02/10).

