ANALIS MARKET (10/10/2025): IHSG Diperkirakan Cenderung Bergerak Mixed

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (09/10), IHSG ditutup menguat +84,91 poin (+1,04%) ke level 8.250,94.

Penguatan IHSG banyak mendapat dorongan dari kenaikan emiten perbankan big caps seperti BBCA (+2,37%), BBRI (+3,76%), BMRI (+3,29%), serta BBNI (+4,06%) dan adanya apresiasi terhadap nilai tukar rupiah.

Dari eksternal, investor terus memantau shutdown pemerintah AS yang berkepanjangan, kini memasuki minggu kedua, yang telah meredupkan prospek ekonomi dan menunda rilis data penting.

Di sisi moneter, Federal Reserve diperkirakan secara luas akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini.

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup melemah, seperti DJIA (- 0,52%), S&P 500 (-0,28%), & Nasdaq (-0,08%).

Pelemahan tersebut terjadi karena para investor sementara menghentikan aktivitas untuk mengevaluasi kembali optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI), pelonggaran kebijakan suku bunga, serta dampak dari shutdown pemerintah yang sedang berlangsung.

Sejumlah saham besar mengalami tekanan, dengan Apple, Alphabet, Tesla, dan Walmart masing-masing turun lebih dari 0,7%.

Namun, ada juga sejumlah perusahaan yang menguat, seperti PepsiCo yang naik 4,2% setelah melaporkan pendapatan dan laba yang melampaui ekspektasi pasar.

Delta Air Lines naik 4,3% menyusul proyeksi keuangan yang positif, kemudian Nvidia meningkat 1,8% setelah AS menyetujui ekspor chip senilai miliaran dolar ke Uni Emirat Arab.

Costco juga melonjak 3,1% karena penjualan bulan September yang kuat.

Di tengah volatilitas ini, pasar kembali fokus pada Federal Reserve, dengan pasar memperkirakan kemungkinan besar penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Oktober dan Desember, terutama mengingat kekhawatiran terhadap kekuatan pasar tenaga kerja dalam beberapa waktu terakhir.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung bergerak mixed, dimana indeks cukup rawan terjadi profit taking, pasca kenaikan yang cukup signifikan sebelumnya,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Jumat (10/10).