Hadir di Event ISF 2024, Indofood Tampilkan Beragam Inisiatif Atasi Perubahan Iklim

foto : dok. Indofood

Pasardana.id PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) (IDX: INDF) turut berpartisipasi pada event Indonesia International Sustanaibility Forum (ISF) 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 5-6 September 2024 di Jakarta.

Di event ini, INDF menampilkan berbagai insiatif yang telah dilakukan dalam program keberlanjutan, salah satunya dalam mengatasi perubahan iklim.

Direktur Indofood, Franciscus Welirang mengatakan, dunia saat ini sedang menghadapi risiko besar karena peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK).

Adapun Indonesia berada di posisi yang strategis untuk mendorong pengembangan industri berkelanjutan karena Indonesia mempunyai potensi energi terbarukan yang sangat besar dan cadangan mineral yang penting bagi proses dekarbonisasi.

Indonesia juga memiliki beragam ekosistem yang berperan penting dalam penyerapan karbon global.

“Oleh karena itu, ISF 2024 diselenggarakan sebagai platform untuk memacu kolaborasi dan memaparkan praktik terbaik antar pemangku kepentingan supaya dapat memajukan upaya bersama global dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Dukungan Indofood terhadap ISF 2024 mencerminkan komitmen perusahaan untuk selalu menerapkan prinsip keberlanjutan dengan berbagai inisiatif dalam mengatasi tantangan-tantangan perubahan iklim. Sebagai salah satu bukti perjalanan keberlanjutan perusahaan, kami berusaha untuk mengintegrasikan keberlanjutan dalam seluruh aspek kegiatan bisnis operasional kami,” terang Franciscus seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Sabtu (07/9).

Ditambahkan, visi dan strategi keberlanjutan Indofood dinyatakan melalui 3 pilar yaitu; Tangguh dalam Menghadirkan Produk Pangan untuk Semua; Perlindungan terhadap Lingkungan; dan Tumbuh Bersama Karyawan dan Masyarakat.

Tiga pilar tersebut mewakili salah satu komponen dalam triple bottom line yang mencakup aspek masyarakat, lingkungan dan ekonomi.

“Ketiga pilar tersebut menjadi kerangka pedoman bagi kami dalam menjalankan program keberlanjutan Indofood. Dengan penerapan kerangka ini kami dapat meningkatkan nilai ekonomi dan sosial di dalam rantai pasokan kami untuk masyarakat, termasuk melindungi hak asasi manusia, serta menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Franciscus.

Lebih lanjut diungkapkan, sebagai perusahaan Total Food Solutions dan pemain agrikultur di Indonesia, Indofood berpartisipasi secara aktif untuk melakukan mitigasi terhadap risko-risiko yang berkaitan dengan perubahan iklim melalui upaya pengurangan emisi GRK yang dilakukan secara terpadu.

Beragam upaya dalam pengurangan emisi GRK adalah efisiensi energi, memperbanyak pengunaan sumber energi terbarukan, implementasi perkebunan berkelanjutan dan penyerapan karbon kumulatif melalui konservasi tanaman bakau.

Saat ini, jelas Franciscus, untuk mendukung kegiatan bisnis di seluruh unit operasional, Indofood menggunakan lebih dari 65% energi terbarukan yang berasal dari panel surya dan biomassa.

Tidak hanya itu, Indofood juga berkomitmen untuk menggunakan air secara efisien dan bertanggung jawab.

Salah satu upayanya adalah melakukan penilaian risiko air untuk mengidentifikasi risiko kelangkaan air pada unit operasional dan juga secara berkala melakukan penilaian untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air.

“Kami juga menerapkan sistem seawater reverse osmosis (SWRO) untuk menurunkan pengunaan air tanah. Kami juga berkomitmen untuk menjalankan perkebunan berkelanjutan dengan penerapan kebijakan yang kuat terhadap larangan deforestasi, konservasi area Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT), larangan pembakaran dan larangan penanaman di area gambut dengan berapapun kedalamannya,” beber Franciscus.

Sebagai informasi, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) didukung oleh Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menggelar event Indonesia International Sustanaibility Forum (ISF) 2024 pada tanggal 5-6 September 2024 di Jakarta.

ISF 2024 menjadi ajang pertemuan bagi para pemimpin dunia, CEO dan pakar keberlanjutan dalam mencari inovasi untuk menangani isu perubahan iklim.

Ada lebih dari 100 pembicara dari beragam latar belakang seperti sektor bisnis, masyarakat sipil dan pemerintah yang berdiskusi bersama melalui 10 sesi panel dan 15 sesi tematik dengan beragam isu agenda keberlanjutan.