Kata Luhut Soal Rencana Kenaikan Tarif Impor Barang Hingga 200 Persen Termasuk Impor Tekstil

Foto : istimewa

Pasardana.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarinves), Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait rencana pemerintah rencana pemerintah menerapkan kebijakan pengenaan tarif impor barang (termasuk impor tekstil) hingga 200 persen yang membuat China waswas.

Luhut mengatakan, bahwa upaya menerapkan tarif impor 200 persen ini adalah untuk melindungi industri dalam negeri.

Dia memastikan kebijakan itu tidak semata mengincar barang-barang impor asal China.

“Jadi kita tidak menargetkan negara tertentu, apalagi China. Semua langkah diambil berdasarkan national interest kita,” ujar Luhut di Jakarta, Jumat, (5/7) lalu, seperti dikutip Antara.

Sebelumnya, pemerintah sempat dituding menyerang Tiongkok dengan kebijakan ini.

Luhut membantah tuduhan tersebut.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) diketahui juga menaikkan tarif barang masuk.

Indonesia, kata Luhut, tidak ingin sekadar mengikuti kepada negara-negara tertentu. 

Pemberlakuan kenaikan tarif impor tersebut dilakukan untuk kepentingan nasional yang harus diamankan. Bukan hanya kepada Cina, tapi juga untuk semua negara.

“Terkait penerapan tarif impor 200 persen dari Tiongkok, perlu diklarifikasi dengan baik sehingga tidak menimbulkan salah tafsir dari partner negara,” katanya.

Luhut mengatakan, keputusan melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada dan norma-norma perdagangan internasional yang berlaku itu disepakati dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Juni 2024 lalu.

Salah satu langkah yang diambil, kata Luhut, adalah penerapan Safeguard Tariff atau Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) untuk beberapa produk tekstil yang sebenarnya sudah diberlakukan, dan saat ini sedang dalam perpanjangan periode waktu.

BMTP sudah diberlakukan untuk seluruh barang impor tanpa membedakan asal negara tertentu.

“Saya juga telah berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan untuk membahas masalah ini. Kami bersepakat untuk mengutamakan national interest kita namun tidak mengabaikan kemitraan dengan negara sahabat,” ujar Luhut.

Sebelumnya, rencana pengenaan tarif impor 200 persen produk asal Cina itu diungkapkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Bandung, Jawa Barat pada Jumat, 28 Juni 2024.

Kebijakan diambil untuk menyikapi persoalan perang dagang Tiongkok-AS.

Konflik dagang ini memicu Indonesia dibanjiri barang China seperti pakaian, baja, dan tekstil.

Musababnya, pasar negara Barat menolak produk China tersebut.

Zulhas bilang, bila aturan tersebut sudah terbit, maka bea masuk akan menjadi jalan keluar untuk melindungi barang-barang impor membanjiri pasar Indonesia.

Adapun bea masuk yang akan dikenakan pada barang-barang China itu, kata Zulhas, telah diputuskan antara 100 persen dari harga barang sampai 200 persen.

“Saya katakan kepada teman-teman jangan takut, jangan ragu Amerika bisa mengenakan tarif terhadap keramik, pakaian sampai dengan 200 persen. Kita juga bisa. Ini agar UMKM industri kita bisa tumbuh dan berkembang,” ujar Zulhas.