Menteri Luhut Sebut Kondisi Indonesia Relatif Stabil dan Aman Untuk Berinvestasi di Tahun Politik

Pasardana.id – Meski menghadapi tahun politik 2018-2019, kondisi Indonesia akan relatif stabil dan aman untuk berinvestasi.
Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (18/4/2018).
Luhut bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menghadiri rangkaian kegiatan Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia di Washington, Amerika Serikat.
Mantan Menko Polhukam itu dalam pertemuan dengan US-ASEAN Business di Washington, Rabu, 18 April 2018, menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia terutama anak muda merupakan pasar bagi Amerika Serikat untuk berinvestasi di Indonesia.
Keyakinan itu didasari atas jumlah pengguna telepon pintar yang mencapai 150 juta di mana 80 juta diantaranya merupakan pengguna aktif internet. Hal tersebut tentunya memberikan kesempatan kepada investor Amerika untuk mengembangkan bisnisnya di berbagai bidang, termasuk pengembangan teknologi.
“Ditambah lagi, Indonesia akan mengembangkan teknologi yang disebut revolusi teknologi 4.0 yang diinisiasi oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, yang potensial untuk bekerja sama dengan investor dari Amerika Serikat,” jelas Luhut.
Lebih lanjut, Luhut juga mengungkapkan bahwa saat ini, pemerintah Indonesia memberikan syarat untuk menggunakan material lokal guna memberikan akses kepada sumber daya dan berkembangnya pengusaha lokal, terutama bagi industri berat.
Contohnya, pengembangan baterai lithium di Halmahera Utara, Maluku Utara dan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Morowali, Sulawesi Tengah.
Terkait isu tenaga kerja asing, Luhut mengaku belajar dari Tiongkok, dimana hanya disyaratkan untuk tiga tahun pertama sebelum transfer teknologi.
Luhut mengatakan, pemerintah akan fokus pada pendidikan politeknik dan vokasi dalam bidang teknik guna menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang juga dapat mengurangi ketergantungan kepada tenaga kerja asing.
"Dengan mempunyai tenaga kerja yang andal, maka kami bisa banyak menghasilkan produk lokal sehingga bisa mengurangi barang impor," tandasnya.