Dukung Produksi Knalpot Aftermarket, Menteri Teten Dorong UMKM Bikin SNI

Foto : istimewa

Pasardana.id - Knalpot Aftermarket yang merupakan produksi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) didorong untuk memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).

Hal tersebut, agar produk lokal ini dapat terbebas dari razia.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dalam acara Demo Day Knalpot Aftermarket yang digelar kementerian di Jakarta, Senin (25/3), mengayatakan dukungannya agar produk-produk itu lulus uji tipe dari persyaratan lain, sehingga produk itu spesifikasi teknik dan lainnya terpenuhi.

"Kalau sudah ada SNI, maka konsumen tidak lagi takut untuk membeli knalpot aftermarket, karena sudah terstandardisasi sehingga tidak lagi terkena razia. Nanti ada aturan yang sama yang kita pegang yakni SNI," ujarnya.

Teten pun bercerita, alasan knalpot aftermarket didorong untuk memiliki SNI.

Kata Teten, berkaca dari kejadian warga yang kena razia knalpot brong beberapa waktu lalu.

"Saya kira itu setuju harus ditindak, karena kita sudah memiliki aturan bahwa batas emisi dan kebisingan. Namun jangan kemudian ditutup industrinya, karena dampaknya sekarang saya sudah mendengar bahwa para produsen knalpot aftermarket mengalami penurunan omzet, padahal produk knalpot ini merupakan produk UMKM dalam negeri dan bahkan ada yang sudah masuk ke pasar luar negeri. Artinya, secara kualitas dan dari segi harga UMKM knalpot Indonesia bisa kompetitif," bebernya.

Knalpot aftermarket ini adalah suku cadang pengganti kendaraan bermotor yang diproduksi bukan oleh produsen motor terkait.

Sementara itu, potensi ekonomi dari produsen UMKM knalpot aftermarket ini cukup besar, yakni sekitar Rp 60 miliar.

Selain itu, potensi ekonomi dari UMKM knalpot aftermarket ini melibatkan 300 ribu perajin knalpot.

"Saya kira kalau sudah distandardisasi nantinya pasti meningkat," ujar Menteri Teten.

Dia pun bilang, bahwa pasar terbesar knalpot aftermarket ini berada di dalam negeri.

Oleh karena itu, sambung Teten, kalau omzet produsen UMKM knalpot sekarang ini menurun karena adanya razia-razia terhadap knalpot brong, maka harus dicarikan solusinya karena pemerintah memiliki Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

Dia berharap, melalui kegiatan Demo Day Knalpot Aftermarket ini, maka industri otomotif, termasuk perajin knalpot aftermarket mulai kembali normal.

Pemerintah sendiri mendukung penggunaan produk dalam negeri, di mana 40 persen belanja pemerintah harus membeli produk lokal.

"Ini artinya apa? Pak Presiden RI juga memiliki kebijakan untuk hilirisasi atau industrialisasi, jadi pemerintah mendukung penguatan industri nasional dan penggunaan produk dalam negeri, termasuk suku cadang otomotif di mana salah satunya adalah knalpot. Oleh karena itu, kita membuat kegiatan Demo Day ini supaya semua pihak memiliki komitmen untuk mendukung produk dalam negeri," tandas Teten.