ANALIS MARKET (18/3/2024) : IHSG Diperkirakan Cenderung Tertekan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (15/3), IHSG ditutup melemah 105,26 poin (-1,42%) ke level 7.328,05.

IHSG melemah disebabkan oleh aksi profit taking saham-saham perbankan (BBCA, BBRI, BBNI, & BRIS) pasca menguat cukup signifikan sebelumnya.

Kemudian, nilai tukar Rupiah melemah 0,27% terhadap dollar AS menjadi Rp15.624 (JISDOR).

Dari internal, Jumat lalu terdapat rilis data Neraca Perdagangan Indonesia (Feb-24) tercatat surplus US$870 juta, turun dibandingkan surplus US$2,02 miliar (Jan-24), dan Posisi Utang Luar Negeri (Jan-24) tercatat US$405,7 miliar, turun dari posisi ULN US$408,1 miliar (Des-23).

Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG melemah 0,73% dengan net foreign buy sebesar Rp7,37 triliun.

Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah, tercermin dari DJIA (-0,49%), S&P 500 (-0,65%), dan Nasdaq (-0,96%).

Saham-saham mengalami sesi volatil yang ditandai dengan aksi jual besar-besaran di bidang teknologi sembari menunggu keputusan Federal Reserve minggu depan.

Data terbaru yang menunjukkan angka CPI dan PPI lebih tinggi dari perkiraan telah menimbulkan spekulasi bahwa potensi penurunan suku bunga mungkin ditunda hingga akhir tahun ini.

Sektor teknologi paling terkena dampaknya, dipimpin oleh penurunan saham Microsoft (-2%), Apple (-0,2%), Amazon (-2,4%) dan Alphabet (-1,5%).

Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA (-0,02%), S&P 500 (-0,13%), & Nasdaq (-0,70%).

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan. Investor hari ini akan mencermati rilis data Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia (Q4-23),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (18/3).