ANALIS MARKET (23/12/2024) : IHSG Diperkirakan Cenderung Mixed

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (20/12), IHSG ditutup menguat tipis +6,63 poin (+0,10%) ke level 6.983,87.

Penguatan tersebut pasca IHSG terkoreksi enam hari beruntun sebesar -6,82%.

Di saat yang sama, nilai tukar Rupiah berhasil menguat +0,04% terhadap dollar AS menjadi Rp16.270 (JISDOR).

Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG sudah melemah -4,65% dengan net foreign sell sebesar -Rp5,21 triliun (regular market).

Pelemahan tersebut disebabkan semua sektor mengalami pelemahan, terdalam ada Basic Materials (-8,21%), Properties (-6,14%), & Industrials (-5,54%).

Kemudian, saham perbankan dominan terjadi net foreign sell seperti: BBRI (-Rp2,15 triliun), BBCA (-Rp1,41 triliun), BMRI (-Rp350,42 miliar), & BBNI (-Rp291,6 miliar).

Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu di tutup menguat, tercermin dari DJIA (+1,18%), S&P 500 (+1,09%), & Nasdaq (+1,03%).

Penguatan tersebut terjadi setelah data inflasi yang lebih baik dari perkiraan, dengan indeks PCE bulan November menunjukkan kenaikan 2,4% dari tahun ke tahun, sedikit di bawah ekspektasi.

Data tersebut membantu meredakan kekhawatiran pasar atas penurunan suku bunga yang diperkirakan oleh Federal Reserve pada tahun 2025.

Sentimen juga terpengaruh oleh ancaman penutupan pemerintah dan tekanan pasar global dari ancaman tarif.

Sektor perawatan kesehatan menjadi sorotan karena obat obesitas baru Novo Nordisk meleset dari target dalam uji coba, dan saham perusahaan ini turun -17,7%.

Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA (-2,25%), S&P 500 (-1,99%), & Nasdaq (-1,77%).

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed dibayangi pergerakan Rupiah dan aksi jual investor asing pada saham perbankan,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (23/12).