Suku Bunga Perumahan di AS Picu WOOD Taksir Penjualan 2023 Turun 50 Persen
Pasardana.id - PT lntegra lndocabinet Tbk (IDX: WOOD) menaksir penjualan tahun 2023 akan turun sedalam 45-50 persen secara tahunan, karena suku bunga kredit perumahan Amerika Serikat (AS) lebih dari 7 persen.
Direktur WOOD, Wang Sutrisno menjelaskan, penjualan segmen perabotan dan bahan bangunan memiliki kaitan yang tinggi dengan pasar properti di Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor perseroan.
“Penjualan perseroan yang didominasi ekspor terutama ke pasar AS dan dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga kredit perumahan AS yang mencapai lebih dari 7 persen menyebabkan permintaan produk building component dan furniture melambat ditahun 2023,” terang dia dalam keterangan resmi, Jumat (15/9/2023).
Ia bilang dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka perseroan terpaksa menurunkan target penjualan di tahun 2O23 sedalam 45- 50 persen secara tahuan.
“Tapi dengan dilakukannya beberapa efisiensi biaya produksi, kami masih yakin dapat menjaga agar laba bersih masih dapat tumbuh,” harap dia.
Di sisi lain, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp299,89 miliar pada semester I 2022, atau naik 36,52 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang terbilang Rp219,3 miliar.
Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar dan dilusian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ke level Rp47,13, sedangkan di akhir Juni 2021 berada di level Rp34,78.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester I 2022 tanpa audit emiten panel kayu ini yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/8/2022).
Jelasnya, penjualan bersih naik 46,49 persen menjadi Rp3,135 triliun yang ditopang peningkataan ekspor panel bangunan kayu sebesar 85,34 persen menjadi Rp2,15 triliun.
Tapi nilai ekspor produk set up menyusut 2,5 persen menjadi Rp451,19 miliar.
Senasib, nilai ekspor produk knock down turun 10,4 persen menjadi Rp401,57 miliar.
Walau beban pokok penjualan membengkak 37,9 persen menjadi Rp2,022 triliun, tapi laba kotor tetap meningkat 65,2 persen menjadi Rp1,112 triliun.