Perkebunan Sawit Defisit Rp388 Miliar Ini Incar Rp677 Miliar dari IPO

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menerbitkan sebanyak 3,568 miliar saham baru bernominal Rp50 per lembar.

Mengutip prospektus calon emiten perkebunan itu yang diunggah pada laman e-IPO, Rabu (15/2/2023) bahwa jumlah saham yang dilepas setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Untuk itu, perseroan melakukan penawaran awal dengan rentang harga Rp122 hingga Rp190 per lembar mulai tanggal 17-22  Februari 2023. Sehjngga nilai IPO ini mencapai Rp435,32 miliar hingga Rp677,96 miliar.

Proses IPO akan berlanjut, jika OJK menerbitkan pernyataan efektif penawaran saham pada tanggal 28 Februari 2023.

Jika sesuai jadwal, perseroan bersama BRI Danareksa Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas, Sucor Sekuritas dan Samuel Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek melakukan penawaran umum pada tanggal 2 - 8 Maret 2023.

Untuk menarik investor, perseroan akan memberikan 1.784.117.650 waran seri 1 secara cuma-cuma kepada pemegang saham baru pada masa penjatahan tanggal 8 Maret 2023 dengan rasio 2 : 1.

Selanjutnya, setiap 1 waran dapat ditebus menjadi 1 saham dengan harga pelaksanaan Rp182 per lembar mulai tanggal 11 September 2022 hingga 11 September 2024. Jika semua waran di tebus, maka perseroan akan meraup dana sebesar Rp508,4 miliar.

Rencananya, dana hasil IPO untuk anak usaha perseroan yakni PT Borneo Sawit Perdana.

Oleh anak usaha itu, dana IPO digunakan untuk belanja modal dengan porsi 29,8 persen guna membangun fasilitas pabrik kelapa sawit.

Lalu 3,2 persen dana IPO untuk anak usaha tersebut untuk membangun terminal khusus dan 9,4 persen untuk pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian.

Selebihnya, 47 persen dana IPO untuk anak usaha perseroan lainnya, yakni; PT Bina Sarana Sawit Utama. Oleh anak usaha itu, akan digunakan sebagai belanja modal seperti pembebasan lahan, pembibitan dan pemupukan.

Sisanya, sekitar 10,6 persen dana IPO untuk anak usaha lainnya yakni PT Prasetya Mitra Muda guna modal kerja seperti pembelian pupuk, dan bahan kimia pertanian.

Patut diperhatikan, dalam laporan keuangan periode yang berakhir 31 Juli 2022 telah audit tercatat perseroan masih defisit Rp388,73 miliar.  

Walau dalam periode tersebut perseroan meraup laba bersih sebesar Rp63,575 miliar dari hasil penjualan sebesar Rp682,06 miliar.