Buwas Sebut Keterbatasan Suplai Yang Membuat Harga Beras Masih Tinggi

Foto : istimewa

Pasardana.id - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengungkapkan tingginya harga beras saat ini karena ketidaksinkronan antara pasokan dan kebutuhan.

Buwas, sapaan akrab Budi Waseso menyebutkan, saat ini produksi beras petani Indonesia mengalami penurunan, sehingga stok dalam negeri untuk masyarakat juga terbatas.

"Kenapa sekarang (harga) masih tinggi? Karena memang antara kebutuhan dan suplainya masih terbatas, jadi harganya masih relatif tinggi," ujarnya dalam sebuah wawancara pada Selasa (21/11) lalu.

Dia menambahkan, turunnya produksi padi di Indonesia disebabkan oleh masalah kondisi alam (iklim) yakni panas ekstrem atau El Nino.

Jadi, produksi yang dihasilkan petani terbatas untuk ke pasaran, makanya membuat harga melonjak.

"Kondisi alam ini kan nggak mungkin bisa kita lakukan rekayasa atau perlawanan. Nah, ini memang di beberapa wilayah produksinya memang belum sesuai harapan, karena cuaca. Tetapi kalau kementerian sudah berupaya," bebernya.

Seperti diketahui, hingga saat ini, harga beras masih tinggi. Untuk jenis medium, kini rata-rata nasional masih Rp 13.000 per kilogram (kg) dan premium Rp 15.000/kg.

"Walaupun itu relatif masih tinggi. Nah ini terus kita lakukan upaya-upaya intervensi melalui SPHP. Kemarin juga kita sudah evaluasi, tiap minggu kita evaluasi bagaimana penyaluran SPHP, kendala-kendalanya, masalahnya, terus kita sikapi," terang Buwas.

Meski begitu, kata Buwas, saat ini harga beras telah berangsur turun dari puncaknya.

Dia mengungkapkan, harga beras saat ini sudah turun di angka Rp 13.000/kg - Rp 14.000/kg, dari sebelumnya Rp 16.000/kg sampai Rp 20.000/kg.

Sebenarnya, harga saat ini masih di atas harga eceran tertinggi (HET) beras yang diatur pemerintah untuk medium Rp 10.900 dan premium Rp 13.900/kg.