Demi Jaga Tetap Beroperasi, IRRA Kuras Kas Rp106 Miliar Pada Tahun 2021
Pasardana.id - PT Itama Ranoraya Tbk (IDX: IRRA) menguras kas untuk aktivitas operasional mencapai Rp106,83 miliar pada tahun 2021.
Kondisi ini memburuk dibandingkan tahun 2020 yang justru membukukan arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp147,08 miliar.
Mengutip laporan keuangan tahun 2021 telah audit emiten alat kesehatan itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/3/2022) juga disebutkan, pembayaran kepada pemasok melonjak 376,3 persen menjadi Rp1,472 triliun.
Selain itu, pembayaran pajak juga membengkak 132,14 persen menjadi Rp65, 761 miliar.
Senada, pembayaran kepada karyawan juga membengkak 125 persen menjadi Rp18,575 miliar.
Namun pada akhir tahun 2021, perseroan membukukan laba setelah pajak senilai Rp112,11 miliar atau naik 86,66 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp60,521 miliar.
Hal itu ditopang pendapatan usaha sebesar Rp1,319 triliun, atau naik 134,28 persen dibandingkan tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp563,88 miliar.
Direktur Utama IRRA, Heru Firdausi Syarif mengungkapkan, hasil pencapaian tahun 2021 tersebut, selaras dengan target manajemen.
Sebelumnya manajemen menargetkan angka pertumbuhan tahum 2021 sebesar 80 - 100 persen.
“Alhamdulilah, di tahun 2021 kami kembali mampu men-delivered apa yang kami targetkan, dimana pendapatan tumbuh 134 persen dan laba bersih tumbuh 86 persen. Kami juga berhasil meningkatkan performa neraca melalui kenaikan aset yang signifikan, dimana kenaikannya bersumber dari kenaikan ekuitas, sehingga posisi neraca perusahaan semakin kuat,” ungkap Heru dalam siaran pers.
Ia merinci, berdasarkan segmen pelanggan, pelanggan non-pemerintah yang terdiri dari korporasi dan ritel mampu menjadi yang terbesar dengan porsi mencapai 50,3 persen.
Padahal, pada tahun 2020 porsinya masih sebesar 34 persen dan pada tahun 2019 dibawah 30 persen.
Berdasarkan segmen produk, pendapatan produk alat kesehatan Diagnostik Invitro tercatat sebesar Rp1,17 triliun atau meningkat 183 persen secara tahunan.
Sementara segmen alat kesehatan Non Elektromedik tercatat sebesar Rp141,23 miliar atau turun 4 persen.
Adapun segmen produk lainnya tercatat sebesar Rp1,32 miliar meningkat 134 persen.
Lebih lanjut Heru memasang target Tahun 2022 dapat tumbuh secara organik dikisaran 40 - 50 persen baik untuk pendapatan maupun laba bersih.
“Target kami tahun ini, pertumbuhan secara organik mencapai 40 -50 persen. Dan selain itu, tahun ini kami berharap bisa merealisasikan proses transformasi kami, sehingga langkah in organik tersebut bisa memperbesar pertumbuhan kami di tahun ini dan kedepan,” tutup Heru.

