Alat Test Covid-19 Sumbang 71 Persen Pendapatan IRRA Tahun 2021

Pasardana.id – PT Itama Ranoraya Tbk (IDX: IRRA) membukukan pendapatan di sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 1,32 triliun atau meningkat 134 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp563,9 miliar.
Berdasarkan produk, penjualan rapid test Covid di sepanjang tahun 2021 menyumbang 71 persen terhadap total pendapatan atau mencapai Rp939 miliar.
Sebanyak 51 persen penjualan rapid test Covid berasal dari penjualan untuk non-pemerintah yaitu korporasi dan ritel, sisanya sebesar 49 persen berasal dari pemerintah.
Direktur Utama IRRA, Heru Firdausi Syarif menerangkan, kontribusi terbesar disumbang penjualan untuk segmen non-pemerintah dengan penjualan sebesar Rp663,8 miliar atau tumbuh, sementara penjualan untuk segmen pemerintah tumbuh 76 persen menjadi Rp655,1 miliar.
“Porsi penjualan non-pemerintah menjadi paling besar yaitu 50,3 persen, padahal di tahun 2020 masih hanya sebesar 34 persen dan tahun 2019 dibawah 30 persen. Kami terus menambah jaringan distribusi kami menjadi 123 sub distributor di sepanjang tahun 2021 atau bertambah 111 sub distributor, Alhasil, terjadi peningkatan jumlah customer yang signifikan sebesar 140 persen menjadi sebanyak 1.137 customer,” ungkap Heru kepada media, Rabu (9/2/2022).
Sementara untuk penjualan produk Auto Disable Syringe (ADS) Oneject mencapai 11 persen, Abbott Reagent sebesar 10 persen, Mesin Aphresis (Blood & Cell Therapy) sebesar 3 persen.
Di tahun 2021, perseroan memiliki produk baru seperti imunomodulator Avimac, Alat penyimpan Vaksin yang telah memiliki standar WHO milik Vestfrost perusahaan asal Swedia, Produk BD Bard milik Becton Dickinson yang merupakan balon pembuluh darah yang diperlukan untuk penyakit-penyakit yang mengalami penyumbatan darah, dan produk Rapid test non-Covid seperti Rapid test untuk menskrining penyakit menular lainnya, seperti HIV, Sifilis, HBsag, HCV, Hepatitis, DBD, Salmonela, Malaria dan penyakit menular lainnya.
Meskipun baru dipasarkan di semester II tahun ini, namun dari nilai penjualan Rapid Test Non-Covid sudah berkontribusi 4 persen.