Cadangan Semakin Tipis, Buwas Ragu Stok Beras Bisa Capai 1 Juta Ton Hingga Akhir Tahun

Foto : istimewa
Foto : istimewa

Pasardana.id - Kondisi stok cadangan beras pemerintah saat ini sebanyak 295.337 ton dan sebagian akan digunakan untuk operasi pasar, maka diperkirakan hingga akhir tahun stok beras tersisa 200.000 ton.

Terkait hal tersebut, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) meragukan stok cadangan beras pemerintah (CBP) bisa mencapai 1 juta ton hingga akhir tahun, seperti yang ditargetkan pemerintah. Sekalipun stok beras itu dipenuhi dari impor.

"Kalau dengan 200.000 itu sisa, berarti targetnya Bulog untuk penuhi yang 1 juta CBP nggak tercapai," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12).

Kata Buwas, proses impor beras di saat dunia tengah terjebak krisis pangan tidak mudah.

"Mengimpor beras tak mudah hari ini. Tidak gampang. Beberapa negara menutup ekspor beras mereka. Kita harus pakai upaya khusus untuk mendapatkan," terangnya.

Buwas mengungkapkan, penugasan Bulog untuk memenuhi target stok cadangan beras pemerintah sebanyak 1 juta ton merupakan keputusan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas).

Dari kesepakatan rapat tersebut, upaya pemenuhan target stok CBP itu dapat dipasok dari dalam negeri maupun impor masing-masing sebanyak 500.000 ton.

Namun, memang diutamakan untuk pengadaan dari dalam negeri.

Hanya saja, berdasarkan pengecekan di lapangan oleh timnya, pasokan beras dalam negeri tak cukup untuk diserap, terlebih harganya pun lebih tinggi dari ketentuan harga beras yang bisa diserap oleh Bulog.

Menurut Buwas, dalam beberapa minggu terakhir saja, Bulog hanya mampu menyerap 166.000 ton beras dari petani dalam negeri.

Jumlah itu, jauh dari target yang disepakati dalam rapat dengan Komisi VI DPR pada 23 November 2022 lalu, bahwa Kementerian Pertanian harus mampu menyediakan 600.000 ton beras untuk diserap Bulog.

Maka salah satu upaya untuk bisa memenuhi target tersebut, yakni melalui impor.

Meski begitu, Buwas menyadari penambahan stok beras dari impor pun tidak akan mampu mencapai target 1 juta ton, terlebih mengingat tenggat waktu yang semakin sempit.

"Persoalan sekarang kalau kita memenuhi dari impor pun, ini juga belum tentu ada kepastian bisa sesuai dengan tugas Bulog (capai stok CBP 1 juta ton)," kata dia.

Ia menjelaskan, jika dengan ditambah serapan beras yang dilakukan Bulog sebesar 166.000 ton, maka total khusus untuk stok beras CBP di akhir tahun diperkirakan mencapai sekitar 300.000 ton.

Selanjutnya, bila di waktu yang singkat ini bisa memenuhi impor beras, misalnya sebanyak 200.000 ton, maka dengan ditambah perkiraan sisa stok sebelumnya, total stok beras CBP di akhir tahun hanya sekitar 500.000 ton.

"Katakanlah bisa (impor) 100.000 - 200.000 ton, seandainya. Ini juga tidak mencapai tugas Bulog, akhir tahun hanya punya 500.000 ton," ucapnya.

Sementara itu, selama menuju masa panen raya yang akan terjadi di Maret 2023, Bulog harus terus melakukan operasi pasar untuk mengintervensi harga agar tetap stabil.

Adapun pasokan beras yang digunakan untuk operasi pasar tersebut berasal dari cadangan beras pemerintah.

"Plus (perkiraan stok CBP 500.000 ton di akhir tahun) itu harus dikurangi lagi di Januari-Februari karena operasi pasar masih tinggi, kemungkinan keluarkan 300.000 ton. Jadi balik lagi stoknya, 200.000 ton lagi," tandasnya.