Indeks Kospi Terjun 3,50 Persen

foto: istimewa

Pasardana.id - Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, terjun 94,75 poin, atau sekitar 3,50 persen, pada Kamis (27/1/2022), menjadi 2.614,49. Angka indeks mencapai angka terendah sejak 30 November 2020.

Volume perdagangan mencapai 478 juta saham senilai 20,3 triliun won atau sekitar US$16,9 miliar, dengan saham yang turun melampaui yang naik 856 berbanding 61.

Indeks Kospi mengalami penurunan tajam setelah pimpinan Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell menyatakan tidak tertutup kemungkinan peningkatan suku bunga The Fed berlangsung lebih dari empat kali tahun ini dalam upaya meredam inflasi.

“Para investor memperkirakan ketidakpastian akan mereda setelah berlangsungnya pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Namun kondisinya berbeda sehingga indeks Kospi melanjutkan pelemahan dari beberapa sesi sebelumnya,” jelas Na Jeong-Hwan, analis Cape Investment & Securities, seperti dikutip Yonhap News.

Investor asing dan ritel masing-masing melepas saham senilai 1,6 triliun won dan 175 miliar won, sedangkan investor institusi meraup saham senilai 1,8 triliun won.

Saham perusahaan manufaktur baterai penyimpanan LG Energy Solution terjun bebas 15,41 persen menjadi 505.000 won dari sebelumnya 597.000 won. Namun masih jauh lebih tinggi dari harga IPO 300.000 won.

Setelah melakukan debut di pasar saham hari ini, LG Energy Solution merupakan perusahaan dengan nilai pasar tertinggi di Korea Selatan.

Saham perusahaan teknologi Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing terjun 2,73 persen dan 3,4 persen. Saham perusahaan operator portal internet Naver dan perusahaan otomotif Hyundai Motor masing-masing anjlok 3,19 persen dan 1,84 persen.

Saham perusahaan biofarmasi Samsung BioLogics dan perusahaan kimia LG Chem masing-masing tergelincir 5,94 persen dan 8,13 persen.

Nilai tukar won melemah terhadap dolar AS, turun 5,1 won dari sesi sebelumnya menjadi 1.202,8 won per dolar AS.

Secara umum bursa saham Asia diliputi sentimen negatif hari ini, dengan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang terjun 2,2 persen.

Indeks S&P/ASX 200 di Bursa Australia merosot 123,30 poin, atau sekitar 1,77 persen, menjadi 6.838,30. Di Asia Tenggara, indeks utama perdagangan saham Bursa Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, dan Vietnam melemah, sedangkan Bursa Filipina menguat.

Indeks Shanghai Composite di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok, merosot 61,28 poin, atau sekitar 1,77 persen, menjadi 3.394,39. Indeks Hang Seng di Bursa Efek Hong Kong anjlok 482,90 poin, atau sekitar 1,99 persen, menjadi 23.807.