Tak Cuma Pulih, Sri Mulyani Ingin Ekonomi Indonesia Kuat
Pasardana.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahwa dirinya tak ingin ekonomi Indonesia hanya pulih dari badai pandemi Covid-19. Lebih dari itu, Sri Mulyani menginginkan ekonomi dalam negeri juga harus kuat, agar jika ada potensi krisis di depan mata akan lebih resisten.
"Dengan demikian (ekonomi) kita tidak hanya sekadar pulih, tapi juga pulih lebih kuat dan baik,” kata Sri Mulyani dalam Pembukaan Kongres ISEI XXI secara virtual, Selasa (31/8/2021).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menyiapkan sejumlah langkah reformasi struktural untuk memperbaiki fondasi perekonomian.
Langkah reformasi itu baik dari sisi daya saing maupun inovasi, seiring dengan upaya pemulihan ekonomi dari dampak COVID-19.
Tak sampai disitu, pemerintah saat ini juga berfokus memulihkan ekonomi dengan mendorong realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mengakselerasi permintaan masyarakat.
“Kami terus lakukan berbagai belanja yang bisa meningkatkan permintaan termasuk belanja modal agar investasi bisa muncul,” katanya.
Di samping itu, dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, pemerintah juga menambah dana bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat, menyalurkan subsidi listrik bagi pelanggan 450 dan 900 va, dan menyubsidi ubah pekerja yang terdampak.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) juga dibantu baik melalui penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat), penjaminan kredit modal kerja, dan penempatan dana untuk UMKM di perbankan.
Di samping itu, pemerintah juga menggunakan APBN untuk memberikan insentif pajak bagi perusahaan terdampak Covid-19.
Lebih lanjut Menkeu Sri Mulyani mengatakan, saat ini realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai 43 persen dari yang dianggarkan atau sebesar Rp 326 triliun.
Ke depan, jelas Sri Mulyani, untuk mengembalikan defisit APBN ke bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023, pemerintah akan mengonsolidasikan fiskal secara bertahap dan berhati-hati.