Turun 22,7 Persen, Menkeu Sebut Pembiayaan Utang Tahun Ini Jadi Rp150,4 Triliun

Foto : istimewa

Pasardana.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani memperkirakan, pembiayaan utang tahun 2021 turun jadi Rp150,4 triliun atau turun sebesar 22,7 persen dari yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp1.177,4 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.

Bendahara Negara ini mengungkapkan, penurunan pembiayaan utang disebabkan karena pemerintah akan memanfaatkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) atau Sisa Lebih Anggaran (SAL).

“Kami perkirakan prognosis (pembiayaan utang) semester II Rp 584 triliun atau totalnya Rp 1.027 triliun, di bawah yang ada di APBN sebesar Rp 1.177,4 triliun atau Rp 150 triliun akan gunakan SILPA,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (23/8/2021) kemarin.

Selain penggunaan tambahan Sisa Anggaran Lebih (SAL) tahun lalu untuk pembiayaan lainnya sebesar Rp140 triliun, ia juga menyebutkan, bahwa pembiayaan utang 2021 juga turun, disebabkan utamanya oleh defisit APBN yang diperkirakan lebih rendah.

Adapun untuk pembiayaan investasi realisasi semester I sebesar Rp25,6 triliun atau hanya 13,9 persen dari Rp184,5 triliun di APBN 2021.

Pada semester II ini diperkirakan pembiayaan investasi akan bertambah Rp179 triliun sehingga totalnya adalah Rp204,5 triliun.

Begitu juga untuk pemberian pinjaman yang mencapai Rp 1,8 triliun dari target Rp 400 miliar, kewajiban penjaminan realisasinya akan Rp2,7 triliun atau sama dalam APBN, dan pembiayaan lainnya realisasinya akan naik Rp140 triliun.

Wanita yang akrab disapa Ani ini bilang, kenaikan pemberian pinjaman relatif kecil sehingga tidak terlalu mempengaruhi pembiayaan APBN.

"Pemberian pinjaman tidak banyak berubah, dalam hal ini ada kenaikan, tapi karena nilainya kecil jadi tidak memengaruhi. Kewajiban penjaminan juga tidak banyak berubah. Pembiayaan lain dalam hal ini terjadi kenaikan tadi penggunaan SAL," ungkapnya.

Secara keseluruhan, outlook pembiayaan anggaran tahun ini diprediksi akan mencapai Rp961,5 triliun atau lebih rendah dari Rp1.006,4 triliun di APBN. Realisasinya terdiri dari Rp419,2 triliun di semester I, dan perkiraan Rp542,3 triliun di semester II.