Kemendag Komitmen Dorong Ekspor Produk Unggulan Desa

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (kemendag) berkomitmen penuh untuk terus mendorong produk-produk desa yang memiliki daya saing global melalui ekspor.

Diketahui, beberapa prosuk desa yang miliki nilai ekspor antara lain seperti kopi, beras organik, pupuk organik hingga essential oil dengan negara tujuan Eropa, Amerika Selatan, Asia, dan Timur Tengah.

Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/7/2021), Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga mengapresiasi peran Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kementerian Koperasi dan UKM, serta PT Astra International yang me-launching ekspor perdana berbagai produk pertanian dan perkebunan yang dihasilkan desa.

"Desa adalah salah satu jantung perekonomian Indonesia, termasuk dalam menghasilkan produk-produk ekspor. Karena itu Kemendag menggandeng dan mendukung berbagai pihak yang fokus membangun produksi desa dengan memberikan akses logistik dan perdagangan," paparnya.

Jerry menjelaskan, ekspor produk pertanian dan perkebunan itu dihasilkan oleh program Desa Sejahtera yang merupakan hasil binaan kerja sama antara Astra bersama Kemendes PDTT dan Kemenkop UKM. Kerja sama itu melingkup pembinaan produksi dan pembiayaan.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) sendiri, menurut Jerry, sangat bangga dan mendukung pemasaran produk-produk desa, koperasi, dan UMKM melalui berbagai upaya.

Apalagi Kemendag punya berbagai program fasilitasi, pembinaan teknis, hingga pembukaan akses pasar melalui berbagai perjanjian perdagangan dan diplomasi perdagangan internasional.
 
Sementara itu, dalam bidang akses pasar, perjanjian perdagangan baik bilateral maupun multilateral sangat penting agar produk-produk Indonesia bisa diakomodasi oleh negara tujuan dengan tarif yang bagus, bahkan tanpa tarif bea masuk.

Jerry menekankan bahwa upaya ini penting agar sebuah negara menerima dan memberikan fasilitas bagi produk Indonesia.
 
"Kita harus meminimalkan hambatan perdagangan dan mengoptimalkan fasilitasi perdagangan bagi produk Indonesia, sehingga bukan hanya bisa masuk tetapi juga bisa mengakses pasar di negara tujuan. Itu inti dari upaya-upaya dalam perjanjian perdagangan," ungkap dia.

Sebagai informasi, dalam fasilitasi pergudangan dan logistik, Kemendag terus mengembangkan Sistem Resi Gudang (SRG).

Hingga 2020, tercatat sudah ada sekitar 123 gudang di daerah yang masuk dalam program SRG.
 
SRG berfungsi untuk menjadi gudang simpan tunda beli produk pertanian dan perkebunan. Dengan begitu, pengelolaan pasokan dan harga bisa dilakukan dengan baik.

Saat ini ada sekitar 20 komoditas yang bisa dikelola melalui SRG, termasuk kopi dan porang yang menjadi salah satu primadona komoditas ekspor.
 
Dalam pengembangannya, SRG akan terus diintegrasikan dan disinergikan dengan kementerian dan lembaga terkait, khususnya Kemendes PDTT dan Kemenkop UKM.

"Komunikasi untuk itu sudah dimulai dan saat ini sedang digodok berbagai kemungkinan-kemungkinan implementasi," akunya.
 
Ia pun mengatakan bahwa desa juga menjadi fokus dalam pemulihan ekonomi dan perdagangan sebagai bagian dari pemulihan pasca covid-19.

Karena itu, fokus berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam pembinaan ekonomi perdesaan.
 
"Pembinaan ekonomi dan perdagangan perdesaan akan punya masa depan cerah seiring dengan dipacunya vaksinasi massal yang dilakukan pemerintah," pungkas Jerry.