Dibuka Perdana di BEI, Saham SNLK Sentuh ARA

Pasardana.id - Saham PT Sunter Lakeside Hotel Tbk (IDX: SNLK) resmi tercatat di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini sebagai perusahaan tercatat ke-10 sepanjang tahun 2021.
Tak lama setelah dibuka perdana, saham SNLK terpantau menyentuh auto reject atas (ARA) dengan menguat 34,66% ke harga Rp202 per saham.
Perseroan memiliki rencana pengembangan hotel yang akan dilakukan secara bertahap.
Salah satunya adalah program long stay room yang ditujukan untuk para tamu yang akan menginap dengan periode yang cukup lama.
Direktur Utama SNLK, Sapto Utomo Hidajat mengungkapkan, IPO ini untuk memperkuat struktur permodalan, meningkatkan tata kelola perusahaan (atau Good Corporate Governance), dan membuka akses lebih luas terhadap sumber pendanaan di pasar modal.
Penggunaan dana IPO untuk pengembangan hotel secara bertahap sesuai strategi bisnis perseroan, yaitu melalui pengembangan fasilitas utama dan fasilitas penunjang hotel serta digunakan dalam program long stay rooms yang akan mengonversi 100 kamar menjadi kamar long stay.
"Kami melihat adanya peluang permintaan yang terus bertumbuh dari pelayanan yang bersifat jangka panjang," beber Sapto, seperti dilansir dari siaran pers, Senin (29/3)
Adapun, SNLK telah berdiri selama 30 tahun dan hotel milik SNLK telah beroperasi selama 25 tahun.
Hal itu membuktikan bahwa SNLK memiliki manajemen yang mumpuni untuk mengelola bisnis perhotelan.
Selain itu, SNLK memiliki rencana pengembangan hotel yang akan dilakukan secara bertahap, salah satunya adalah program long stay room yang ditujukan untuk para tamu yang akan menginap dengan periode yang cukup lama.
Lokasi hotel SNLK cukup strategis dan mudah dijangkau untuk daerah Jakarta Utara.
Fasilitas hotel milik SNLK juga cukup lengkap seperti MICE dan kamar dengan berbagai pilihan, restoran dan fasilitas lain yang memiliki standar hotel berbintang.
Sekedar informasi, SNLK bergerak di sektor perhotelan. Saham SNLK ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai efek syariah, dan masuk Daftar Efek Syariah (DES).
Pada IPO ini, perseroan menjajakan 150 juta saham baru atau 33,33% dari seluruh total modal disetor penuh setelah IPO.
Saham baru tersebut, ditawarkan pada harga penawaran Rp150 per saham, sehingga jumlah keseluruhan dana IPO terkumpul Rp22,5 miliar.