ANALIS MARKET (17/02/2021) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa, 16/02/2021 kemarin, IHSG ditutup menguat sebesar 22 poin atau sebesar 0.35% menjadi 6.292. Sektor keuangan, perkebunan, perdagangan, infrastruktur, industri dasar, pertambangan, industri konsumsi bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Sementara investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar 379 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.THAILAND JUGA BANGKIT!!
Perekonomian Thailand berusaha untuk bangkit kembali ditengah situasi dan kondisi akibat tekanan yang diberikan oleh virus Corona. Dukungan stimulus dari pemerintah dan Bank Sentral masih belum cukup untuk menopang perekonomian dari dampak yang ditimbulkan oleh virus Corona. Dan memburuknya perekonomian ini membuat Thailand merasakan yang terburuk sejak krisis keuangan Asia tahun 1998 lalu. Berdasarkan data perekonomian yang rilis kemarin keluar, pada akhirnya tingkat pertumbuhan ekonomi Q4 2020 lalu mengalami penurunan, namun lebik baik dari konsensus yang diperkirakan. Data pertumbuhan Q4 2020 mengalami penurunan dari sebelumnya 6.2% menjadi 1.3%. Dan pada akhirnya seperti yang kita ketahui bersama, bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Thailand pun mengalami penurunan dari sebelumnya 2.3% menjadi -6.1%, meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi ini lebih baik dari yang diproyeksikan sebelumnya yang berada di -6.4%. Perekonomian Thailand tampaknya memang mengalami fase yang sangat sulit tahun 2020 lalu, karena perekonomian mereka di topang oleh industry pariwisata, sedangkan seperti yang kita ketahui pembatasan negara menjadi salah satu tekanan terbesar terhadap industry pariwisata Thailand. Tidak hanya itu saja, politik yang terjadi di Thailand juga bagaikan sebuah drama yang tidak kunjung usai, ini bukan lagi drama Korea kawan, ini drama Thailand yang sedang fenomenal. Yang dimana reformasi pro demokrasi bergejolak melawan pemerintah. Council Secretary General, Danucha Pichayanan mengatakan bahwa tahun ini pemerintah akan berusaha untuk menarik lebih banyak investor asing, namun situasi dan kondisi politik harus mendukung untuk mendorong kepercayaan para investor. Saat ini prioritas pemerintah adalah mengatasi dan mengendalikan Covid 19, dan menyediakan vaksin untuk masyarakat Thailand sehingga dapat menyebabkan kekebalan kelompok. Saat ini industry pariwisata dan perdagangan merupakan salah satu sector yang terkena dampak paling parah. Pemerintah terus melakukan stimulus mulai dari insentif pajak, paket stimulus senilai $1.7 miliar pada Q4 2020 lalu, dan pemberian bantuan langsung tunai pada Q1 2021 senilai $7 miliar. Pemulihan diharapkan akan terjadi di Thailand tahun ini. Oleh sebab itu bauran kebijakan baik moneter maupun fiscal menjadi salah satu point yang sangat penting. Sejauh ini tingkat suku bunga Bank Sentral Thailand diperkirakan tidak akan berubah, namun kami melihat bahwa kebijakan non moneter juga dibutuhkan saat ini. Dewan Thailand telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 ini dari sebelumnya 3.5% - 4.5% menjadi 2.5% - 3.5%. Ternyata tidak hanya Indonesia saja yang dikoreksi pemirsa, Thailand pun juga sama lho. Namun proyeksi yang sekarang ini lebih mirip dengan proyeksi Kementrian keuangan yang dimana ada potensi kenaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2.8%, dan proyeksi dari Bank Sentral Thailand sebesar 3.2%. Sama seperti negara negara sebelumnya, kami melihat bahwa pemulihan tidak akan akan merata di semua sector, pariwisata masih akan menanti bagaimana vaksin akan beraksi. Perdagangan pun harus menanti beberapa mitra dagang Thailand mengalami pemulihan. Namun kami percaya, tahun ini menjadi tahun kebangkitan juga bagi Thailand, dengan dukungan beberapa negara sudah melakukan vaksinasi, pelan tapi pasti pemulihan bukan hanya mimpi. Tapi ingat, sekali lagi kami ingatkan, bauran kebijakan baik fiscal maupun moneter masih menjadi kunci untuk mendukung pemulihan di tahun ini, karena tidak bisa membiarkan kebijakan moneter berjalan dengan sendirinya. Bank Sentral Thailand sejauh ini belum mengubah tingkat suku bunganya setelah 6x pertemuan berturut turut, yang itu artinya saat ini dukungan fiscal masih akan ditunggu. Tapi masalahnya nih pemirsa, ruang bagi Thailand untuk melakukan dukungan fiscal pun semakin sempit, karena utang public mulai mendekati batas maksimum. Sedangkan bantuan langsung tunai pun akan berakhir pada Q1 2021, dan tidak mungkin kan pemerintah Thailand akan berdiam diri saja tanpa melakukan apa apa. Beberapa point yang menjadi perhatian dari pidato Dewan adalah; 1. Dewan mengharapkan akan ada 3.2 juta wisatawan akan hadir pada tahun 2021, angka ini kembali turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 5 juta. Pendapatan dari sector pariwisata pun dipotong dari sebelumnya 490 miliar baht menjadi 320 miliar baht. 2. Pemerintah akan mencoba untuk melonggarkan pembatasan perjalanan pada Q4 tahun ini. 3. 50% dari populasi masyarakat Thailand harus dapat di vaksinasi pada akhir tahun ini, dan 25% tambahan pada Q1 2022. Tidak mudah memang bagi Thailand untuk bangkit, namun bukan berarti Thailand akan menyerah begitu saja tanpa berusaha.
2.BANTUAN TIBA!! TAPI AKHIR FEBRUARY YA
Yap, akhirnya setelah perjuangan sekian lama dengan penuh perjuangan, DPR Amerika pada akhirnya akan memberikan suara terkait dengan stimulus pada tanggal 26 February mendatang dimana nilai stimulus tersebut tidak berubah berada di $1.9 triliun. Partai Demokrat berusaha untuk meloloskan stimulus tersebut agar sekiranya pada bulan February ini, stimulus tersebut dapat diberikan, meskipun beberapa sumber terpercaya mengatakan bahwa ada kemungkinan waktunya masih dapat bergeser kembali. Deadline yang diberikan oleh Demokrat menunjukkan bahwa Biden membutukan stimulus ini untuk dapat diberikan kepada masyarakat Amerika yang dimana isinya masih seputar dengan kompensasi bagi pengangguran, pendanaan untuk sekolah, dan vaksin yang diharapkan dapat diberikan hingga putaran terakhir yang selesai pada tanggal 14 Maret mendatang. Demokrat sejauh ini sudah mendapatkan 50 Senat untuk mendukung Undang Undang tersebut. Ada kemungkinkan Undang Undang tersebut membutuhkan amandemen terhadap beberapa pasal di dalamnya, khususnya kenaikkan upah minimum pemerintah yang berada di $15. Terkait dengan upah minimum pemerintah pun ada 2 senator dari Demokrat yang tidak dapat
mendukung rencana tersebut, ada Kyrsten Sinema dan Joe Manchin. Nah masalahnya nih pemirsa, setiap kali ada penolakan yang dilakukan di Senat, maka Rancangan Undang Undang tersebut harus dikembalikan lagi kepada DPR untuk dilakukan pemungutan suara. Dan hal ini terjadi berkali kali sampai pada akhirnya Senat tidak ada complain lagi terkait dengan isi didalam Undang Undang tersebut. Demokrat akan terus bergerak maju untuk melakukan kajian lebih mendalam terkait dengan stimulus terhadap pengangguran, yang memang saat ini berada dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Biden juga meminta dukungan dari beberapa Gubernur dan Walikota serta CEO beberapa perusahaan besar seperti JP Morgan dan Walmart untuk mendorong rencana stimulusnya dapat berhasil di setujui. Sebelumnya 10 anggota parlement Republik mengatakan bahwa mereka telah mengajukan proposal senilai $618 miliar yang dimana proposal tersebut di fokuskan terhadap pendanaan sekolah dan vaksin, namun Biden menolaknya karena prioritas Biden dan Demokrat adalah memberikan tunjangan pengangguan dan memberikan stimulus yang dibutuhkan. Saat ini anggota Republik terus melakukan negosiasi terkait dengan hal tersebut, yang meskipun menurut kami meskipun negosiasi dilakukan ratusan kali, kalau nilainya ternyata tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh Biden yang sama saja boong donk ya pemirsa. Komite DPR telah menyetujui bahwa Rancangan Undang Undang stimulus tersebut akan dilakukan dibawah proses rekonsiliasi anggaran atau jalur cepat yang dimana mereka berusaha untuk mewujudkan Undang Undang itu dengan proses yang lebih sederhana. Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan bahwa dirinya akan segara mengirimkan Rancangan Undang Undang tersebut ke Senat agar dapat segera di sahkan di DPR. Schumer sedang mencari cara untuk mempercepat proses setelah RUU itu sampai di tangannya, agar dapat dimasukkan untuk melewati persetujuan Komite Keuangan Senat untuk bagian akhir dari Rancangan Undang Undang tersebut sebelum resmi menjadi Undang Undang. Saat ini mereka tengah berpacu dengan waktu juga, karena tunjangan pengangguran akan berakhir pada tanggal 14 Maret mendatang. Partai Republik sebetulnya tidak suka pemirsa kalau Demokrat menggunakan jalur rekonsiliasi
anggaran, mereka lebih suka kalau Demokrat mengikuti proses legislative biasa. Ditengah hampir berakhirnya Rancangan Undang Undang yang akan segera di resmikan, harapannya sih gitu ya pemirsa, Biden mulai berfikir lebih jauh. Biden mulai memikirkan terkait dengan stimulus infrastructure dan lapangan pekerjaan. Biden akan memulai pertemuan dengan senator dari kedua belah pihak untuk membahas proposal tentang infrastructure, internet hingga ke wilayah pelosok, dan energi terbarukan. Satu aja dulu Joe, baru nanti dua.
3.REVISI GUYS!
Kementrian Keuangan kembali merelokasikan belanja negara untuk tahun 2021 dimana kebijakan ke depannya mengedepankan peran APBN sebagai countercyclical terhadap kondisi perekonomian. Terdapat beberapa perubahan dari anggaran belanja 2021 dimana belanja non-K/L pada rancangan awal Rp922,6 triliun menjadi Rp910 triliun. Hal tersebut seiringan dengan kebutuhan pemerintah guna mendukung pemulihan pandemi. Menteri Keuangan juga menjelaskan transfer ke daerah dan dana desa juga mengalami perubahan dari Rp795,5 triliun turun menjadi Rp780,5 triliun. Pemerintah juga akan gunakan pembiayaan investasi untuk membangun perekonomian dengan alokasi Rp184,5 triliun. Jika dirinci lebih jauh, alokasi untuk kesehatan naik signifikan atau sebesar 50% dari Rp169,7 triliun jadi Rp254 triliun. Sedangkan untuk dana pendidikan tidak mengalami perubahan atau tetap Rp550 triliun. Perlindungan sosial naik dari Rp408,8 triliun jadi Rp449,5 triliun. Kenaikan beberapa pos membuat anggaran infrastruktur turun dari Rp417,4 triliun jadi Rp387,4 triliun. Insentif usaha mengalami penurunan dimana stimulus berupa pengurangan pajak ini dari realisasi sementara Rp56,12 triliun jadi Rp53,86 triliun. Sedangkan dukungan kepada pelaku UMKM serta pembiayaan korporasi naik dari Rp173,17 triliun pada 2020, tahun ini jadi Rp187,17 triliun. Untuk pangan, pariwisata, dan ICT tidak mengalami perubahan. Pemerintah kembali menaikkan anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) menjadi Rp688,3 triliun atau naik 84% dari alokasi awal sebesar Rp372,3 triliun. Percepatan terhadap pemulihan pandemi tentu sangat menjadi harapan bagi pelaku pasar, hal tersebut seiringan dengan potensi pulihnya daya beli dan juga keyakinan pelaku bisnis untuk dapat kembali berekspansi.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 6.244 – 6.322. Tetap cermati ombaknya ya pemirsa, kapan masuk dan kapan keluar,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (17/02/2021).

