ANALIS MARKET (11/02/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Bervariatif, Aksi Wait and See Direkomendasikan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih kembali mengalami penurunan meskipun masih dalam rentang terbatas, seperti yang kami sampaikan sebelumnya.

Minimnya trigger membuat pasar obligasi pada akhirnya tidak dapat bergerak kemana-mana.

Namun demikian, saat ini ada sesuatu yang menarik hati pemirsa. Pada akhirnya, seperti yang kita semua ketahui, perbankan kan biasanya yang paling lambat dalam menurunkan tingkat suku bunga, untuk menjaga net interest margin-nya. Namun kali ini, tampaknya Bank Indonesia akan mencoba untuk ‘menjewer kuping’ perbankan, karena dinilai lambat dalam menurunkan tingkat suku bunga dasar kredit mereka. Sedangkan Bank Indonesia memiliki visi untuk mendorong stimulus kredit, agar dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

Sejauh ini, perbankan memang paling cepat kalau menurunkan tingkat suku bunga deposito, tapi kalau ditanya tingkat suku bunga kredit?? Jangan ditanya, kalau mungkin tidak karena malu hati, mungkin tingkat suku bunga kredit tidak akan turun pemirsa.

Nah, oleh sebab itu, Bank Indonesia akan menerbitkan peraturan baru terkait dengan penyesuaian tingkat suku bunga kredit dasar bagi perbankan.

Dan secara jujur, Bapak Perry juga menyampaikan bahwa Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk menurunkan tingkat suku bunga. Wow, ternyata Pak Perry dan kami sehati pemirsa, bahwa tingkat suku bunga Bank Indonesia masih bisa mengalami penurunan.

Harapannya, tentu saja Bank Indonesia dapat segera menerbitkan peraturan baru tersebut agar setidaknya perbankan dapat dengan segera menyesuaikan tingkat suku bunga dasar kredit mereka.

Sebetulnya, ini menjadi buah simalakama juga bagi perbankan. Disatu sisi, mereka harus menyalurkan kredit untuk mendorong program pemulihan perekonomian nasional, disatu sisi yang lain perbankan mau laba keuntungan dan NPL mereka tetap terjaga. Tapi, ditengah situasi dan kondisi yang serba luar biasa ini, tentu harapannya adalah bahwa Bank mau sedikit berbaik hati untuk membantu perekonomian dengan mendorong program pemulihan perekonomian nasional dengan menyalurkan kredit, namun tetap dengan memperhatikan nilai-nilai resiko.

Pertanyaan menggelitik di pagi hari ini adalah, memangnya kalaupun tingkat suku bunga kredit turun, masyarakat mau mengambil kredit? Ditengah situasi dan kondisi pandemic masih berlum terkendali?

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (11/2) pagi ini, pasar obligasi akan dibuka menguat dengan potensi bervariatif.

“Kami merekomendasikan wait and see,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (11/02/2021).

Yuk, menjelang akhir pekan dan memasuki tahun kerbau logam akan kita awali dari;

1.OM POWELL CURHAT!

Wew, pada akhirnya setelah kita membalas mengenai stimulus kemarin dan bagaimana tingkat efektivitasnya. Kemarin Om Powell juga ikut nimbrung ternyata pemirsa. Dirinya mengatakan bahwa pasar tenaga kerja Amerika saat ini masih jauh dari kata pemulihan penuh, sehingga membutuhkan dukungan dari anggota parlement dan sector swasta untuk mendukung tenaga kerja. Di hadapan Economic Club of New York, Om Powell mengatakan bahwa Amerika masih sangat jauh dari pasar tenaga kerja yang kuat, yang dimana manfaatnya terbagi secara luas. Lapangan pekerjaan bulan lalu masih dibawah level February 2020 dengan perbedaan hampir 10 juta. Saat ini, mencapai dan mempertahankan lapangan kerja maksimum akan membutuhkan lebih dari sekedar kebijakan moneter yang mendukung. Pernyataan Powell yang mulai menyerukan keadaan urgensi mulai mendapatkan perhatian Presiden Biden yang dimana Biden semakin yakin bahwa paket stimulus tersebut merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh pasar. Oleh sebab itu kehadiran stimulus tersebut akan terus berlanjut, meskipun ada pertentangan dari Partai Republik. Tidak hanya Biden yang melihat ucapan Powell sebagai sebuah amunisi untuk menjalankan stimulus tersebut, Partai Demokrat pun mengucapkan hal yang sama sebagai konfirmasi keyakinan untuk mendorong keluarnya stimulus berikutnya senilai $1.9 triliun. Powell mengatakan bahwa kebijakan moneter saat ini akan terus mendukung perekonomian, namun sekali lagi Powell mengingatkan bahwa dukungan fiscal yang berkelanjutan juga sangat dibutuhkan saat ini. Tingkat pekerjaan maksimum akan membutuhkan komitmen seluruh pemerintah dan sector swasta karena manfaat potensial dari berinvestasi pada pasar tenaga kerja masih sangat besar. Ketua Komite Keuangan Senat, Ron Wyden mengatakan bahwa penilaian dari Powell merupakan salah satu signal yang sangat kuat bahwa Amerika membutuhkan stimulus untuk mendorong perekonomian. Ron juga menyampaikan bahwa evaluasi tingkat pengangguran di Amerika masih dalam kategori yang cukup suram untuk saat ini. Komentar Om Powell tentu saja tidak banyak menggerakan pasar, karena situasi dan kondisi yang sama masih terus berlangsung, dan apa yang disampaikan oleh Powell juga merupakan perkataan yang hampir sama dengan beberapa bulan sebelumnya yang dimana Powell membutuhkan Pemerintah untuk membantu memberikan kebijakan fiscal, agar tercipta bauran kebijakan baik moneter maupun fiscal. Oleh sebab itu selama kebijakan fiscal tidak bisa diberikan oleh Pemerintah, nada suara dari Om Powell masih akan terdengar seperti Dovish. Harapan The Fed adalah bahwa virus dapat dikelola atau dikendalikan, sama seperti keinginan kami pemirsa, agar variable ketidakpastian dapat berkurang dalam perekonomian. Kalau menunggu dibasmi, mungkin itu virus tidak akan hilang juga. Sejauh ini vaksin masih belum memberikan gambaran atau proyeksi sejauh mana pasar tenaga kerja akan mengalami perbaikan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan. Pekerjaan di sector jasa saat ini sedang terpukul, dan tingkat pengangguran masih berada di 6.3% pada bulan January masih jauh lebih baik dibandingkan dengan situasi dan kondisi pada saat 14.8% dimana ini merupakan puncak dari tingginya pengangguran saat ini. Powell mengatakan bahwa skala pengangguran yang lebih luas, berpotensi mendorong tingkat pengangguran berada di kisaran 10%. Wabah virus corona sejauh ini telah memberikan tekanan yang cukup dalam terhadap pekerja yang lebih muda, perempuan, berpenghasilan rendah, dan tentu saja kaum minoritias. Powell mengatakan bahwa saat ini masih membutuhkan waktu bertahun tahun untuk dapat mengobati luka bagi pengangguran jangka panjang. Powell mengatakan bahwa masih ada variable yang dapat menyebabkan pasar tenaga kerja menguat tanpa harus menyebabkan kenaikkan inflasi yang dapat memberikan rasa khawatir. Sejauh ini The Fed masih gagal mencapai target inflasi dengan kisaran 2% secara berkelanjutan sejak The Fed memasang target pada tahun 2012 silam. Karena target dari The Fed tidak kunjung berhasil, maka The Fed beralih kepada strategi dengan nilai rata rata 2% sepanjang garis waktu. The Fed juga terus memberikan isyarat bahwa The Fed akan terus mempertahankan tingkat suku bunga mendekati nol setidaknya hingga tahun 2023 mendatang, ditambah dengan The Fed akan terus melakukan pembelian obligasi bulanan sebesar $120 miliar yang dimana nilainya tidak akan mengalami perubahan dan akan terus berlanjut hingga The Fed melihat kemajuan yang substansial pada tingkat pekerjaan dan inflasi. Ditengah hampir berakhirnya jabatan Powell pada bulan February 2022 mendatang, Powell mengatakan bahwa dirinya masih sangat menyukai pekerjaannya, dan menurut Powell pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang dapat membantu banyak orang. Well, namun semua keputusan ada ditangan Biden apakah akan memberikan kesempatan berikutnya kepada Biden atau tidak, meskipun kami yakin dengan tingkat keyakinan 65%, Biden akan mempertahankan Powell untuk terus mengawal pemulihan perekonomian.