Bayar Utang, Adaro Minerals Incar Dana Hingga Rp831,6 Miliar Dari IPO

Pasardana.id - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, anak usaha PT Adaro Energi Tbk (IDX: ADRO) akan mengincar dana hingga Rp831, 67 miliar melalui aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Mengutip prospektus IPO calon emiten tambang batu bara metalurgi yang diunggah pada e-IPO, Kamis (9/12/2021), saham yang akan dilepas sebanyak-banyaknya 6.048.580.000 lembar bernominal Rp100 atau setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun kisaran harga penawaran sebesar Rp100 hingga Rp125 per lembar saham. Sehingga perusahaan yang saat ini dikuasai 81,76 persen porsi sahamnya oleh ADRO ini meraup dana Rp604,85 miliar hingga Rp756,07 miliar.
Jika terdapat kelebihan permintaan pada masa penjatahan terpusat, perseroan menambah 608.858.000 lembar saham atau setera 1,48 persen dari modal disetor dan ditempatkan.
Dari tambahan itu, akan ada tambahan dana sebesar Rp60,485 miliar sampai Rp75,607 miliar. Dengan demikian, perseroan dapat meraup dana segar hingga Rp831,67 miliar.
Untuk memuluskan itu, perseroan menunjuk Ciptadana Sekuritas Asia selaku penjamin emisi efek. Bersama anggota bursa itu, mulai melakukan penawaran awal pada tanggal 9 hingga 16 Desember 2021. Diharapkan penerbitan efektif IPO pada tanggal 22 Desember 2021. Selanjutnya akan melakukan penawaran umum pada tanggal 24 hingga 28 Desember 2021.
Rencananya, 60 persen dari dana IPO akan digunakan sebagai belanja modal anak usaha PT Maruwai Coal. Jelasnya, akan digunakan untuk perbaikan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara dan biaya eksplorasi dalam rangka keperluan pengembangan teknik penambangan di Lampunut pada tahun 2022 hingga 2023.
Sedangkan sisanya, 40 persen dan IPO akan digunakan untuk pembayaran pinjaman kepada ADRO.
Sekelumit kinerja keuangan calon emiten ini, pendapatan usaha per 31 Agustus 2021 senilai USD206.623.793, melonjak 176,2 persen dibandingkan dengan periode delapan bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2020 sebesar USD74.798.412. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga dan volume penjualan batu bara selama periode berjalan.
Hasil itu menopang laba periode berjalan sebesar USD44.990.099, atau melonjak 341,4 persen dibandingkan 31 Agustus 2020 sebesar USD18.638.916.