Produksi Over Target, Blok Cepu Sumbang Rp249 Triliun Untuk Negara

Foto : istimewa

Pasardana.id - Sejak mulai berproduksi pada 2008 hingga awal Oktober 2021, produksi minyak Blok Cepu secara kumulatif telah mencapai 500 juta barel dan memberikan Rp249 triliun sebagai penerimaan negara.

SKK Migas menyampaikan, produksi blok yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Ltd itu melebihi target awal sebesar 450 juta barel minyak dan memberikan penerimaan negara sebesar empat kali lipat dibandingkan nilai investasinya.

"Total investasi di blok migas ini sejak 2008 sekitar Rp 57 triliun dengan produksi kumulatif mencapai 500 juta barel minyak, Blok Cepu telah menyumbang penerimaan negara hingga empat kali lipat nilai investasinya dalam bentuk minyak mentah dan pajak,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10/2021).

Berdasarkan kajian teknis yang dilakukan SKK Migas, cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip di blok ini meningkat menjadi 940 juta barel, atau lebih dari dua kali lipat POD awal sebesar 450 juta barel.

Peningkatan ini memberikan manfaat besar bagi penerimaan negara yang optimal serta efek pengganda bagi perekonomian lokal.

Dwi mengatakan, di awal POD Banyu Urip, tingkat periode plateau diperkirakan berlangsung sekitar 2 tahun dengan tingkat produksi rata-rata tahunan sebesar 165.000 barel minyak per hari (bph).

Namun sejak beroperasi dengan kapasitas penuh pada Januari 2016, puncak produksi dapat dicapai selama lebih kurang 5 tahun di angka 185.000 hingga 225.000 bph. Termasuk tambahan 10.000 bph dari lapangan Kedung Keris sejak Desember 2019.

Lebih lanjut dia menyampaikan, Lapangan Banyu Urip berada di puncak produksi selama lima tahun, lebih lama tiga tahun dari yang diantisipasi semula.

Saat ini, lapangan tersebut mengalami penurunan reservoir secara alami karena karakter reservoir alami yang berlaku umum di seluruh dunia.

Namun demikian, Dwi mengatakan pihaknya terus berupaya bersama Exxonmobil untuk menjaga tingkat penurunan produksi yang terjadi di Blok Cepu.

“Bersama EMCL, kami berkoordinasi secara aktif untuk menjaga tingkat produksi WK Cepu,” katanya.

Koordinasi aktif itu demi menjaga tingkat produksi Blok Cepu yang merupakan salah satu tulang punggung dalam upaya mencapai produksi nasional 1 juta barel minyak per hari pada 2030.

Fasilitas Blok Cepu dibangun oleh lima konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan-perusahaan Indonesia, serta terdapat lebih dari 460 perusahaan nasional dan lokal juga turut berpartisipasi dalam mendukung pengembangan dan operasi di lapangan migas tersebut.

Mereka tak meningkatkan pengembangan kinerja organisasi, perusahaan-perusahaan itu juga mendapatkan manfaat berupa transfer pengetahuan dan teknologi.

Selain itu, SKK Migas - Exxonmobil juga merealisasikan program pengembangan masyarakat senilai lebih kurang Rp327 miliar sejak mulai pengembangan Blok Cepu.

Terdapat lebih dari 200.000 masyarakat Indonesia telah mendapatkan manfaat dari program itu yang mencakup bidang kesehatan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi yang selaras dengan tujuan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

President ExxonMobil Indonesia, Irtiza Sayyed mengatakan, keberhasilan pengelolaan Blok Cepu merupakan hasil kemitraan yang baik antara Kementerian ESDM, SKK Migas, ExxonMobil Cepu Limited, dan para mitra yakni PT Pertamina EP Cepu dan BKS PI Blok Cepu.

“Pencapaian ini merupakan bukti dari kemampuan kami dalam membuat desain proyek kelas dunia dengan operasi yang aman dan kredibel, pengelolaan reservoir yang sangat baik, serta manajemen operasi yang andal oleh tenaga kerja Indonesia berkelas dunia,” terang Irtiza.

“Kami juga berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Daerah serta masyarakat sekitar atas dukungan berkelanjutan dari mereka terhadap operasi WK Cepu," tandasnya.