Meski Investasi Lesu, Penerimaan Negara dari Sektor Hulu Migas di Semester I 2017 Sudah Melebihi Target
Pasardana.id - Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan, investasi Migas pada semester l 2017 masih lesu dan baru mencapai 29 persen dari target.
Meski demikian, penerimaan negara dari sektor hulu migas pada semester l 2017 telah melebihi target.
Amien Sunaryadi selaku Kepala SKK Migas mengatakan, berdasarkan data SKK Migas, per 30 Juni 2017, penerimaan negara dari sektor hulu migas sudah mencapai sebesar USD 6,48 miliar alias sudah melebihi separuh target atau sekitar 59% dari target APBN 2017 yang sebesar USD 10,91 miliar.
“Kami optimis akhir tahun ini bisa melebihi target dengan angka cukup signifikan," kata Amien di Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Lebih lanjut dijelaskan, rata-rata lifting minyak bumi sebesar 802 ribu barel per hari (BPH). Angka ini sekitar 98 persen dari target dalam APBN 2017 yang sebesar 815 ribu BPH.
Sedangkan untuk gas bumi, liftingnya sebesar 6.338 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sekitar 98 persen yang sebesar 6.440 MMSCFD. Secara total, capaian lifting migas indonesia per 30 Juni 2017 adalah 1.934 ribu BOEPD.
Sementara itu, 4 dari 10 kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS) produksi terbesar untuk minyak bumi yang menyumbang sekitar 86 persen produksi nasional, berhasil melebihi target. Adapun, 6 dari 10 Kontraktor KKS produksi terbesar gas bumi yang menyumbang 80 persen produksi nasional, berhasil melampui target.
"SKK Migas akan fokus menyelesaikan kendala yang dihadapi 10 kontraktor KKS besar tersebut, agar target produksi maupun lifting dapat tercapai," jelasnya.
Terkait investasi migas, lanjut Amien, per 30 Juni 2017, dari rencana investasi hulu migas dalam rencana program dan anggaran (WP&B) sebesar USD 13,8 miliar, baru terealisasi sebesar USD 3,98 miliar atau sekitar 29 persen.
Rinciannya, untuk blok eksploitasi dari rencana sebesar USD 12.86 miliar, terealisasi USD 3,96 miliar. Untuk blok eksplorasi dari rencana sebesar USD 940 juta, baru terealisasi tidak lebih dari USD 30 juta.
“Pemerintah terus berupaya menggairahkan iklim investasi hulu migas di Indonesia. Mudah-mudahan pada semester II 2017 ini, dampaknya sudah bisa terlihat," pungkas Amien.